Lihat ke Halaman Asli

Gadis Berpipi Merah (2)

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejenak aku bertafakur dalam senyapnya nuansa duniawi, keremangan harapan menggelayut dalam benak, meneror setiap langkah gontaiku, memborbardir setiap gerak nanarku.

Seulas senyum yang selalu mengikuti setiap isak tawaku, menghantui setiap derai pujian ke arahku. Namun di keremangan ini ku rontokkan semua jubah kesombonganku. Ku deringkan nyanyian penyesalan. Ku semayamkan sgala bayang tentang senyummu.

Meski aku tlah jatuh dalam pelukan bayang kerinduan, Merebahkan sgala senandung rintihan, menghadirkanmu adalah suatu keharusan, walau cintamu tak mungkin ku cicipi sebagai kenikmatan.

Sanjunganku pada bulan,
Pujianku pada bintang,
Agar dapat ku pandangi lukisanmu dalam hamparan awan kelam
Tak lelah ku mencoba menyandarkanmu di dermaga hatiku

Khumaira.....
Cintamu adalah harapku
Cintaku selalu menujumu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline