Lihat ke Halaman Asli

Ujang Ti Bandung

TERVERIFIKASI

Kompasioner sejak 2012

Fakta dan Logika Sebagai Jembatan Iman

Diperbarui: 18 Agustus 2024   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: Pinterest/Mickaël Aubard

FAKTA DAN LOGIKA SEBAGAI JEMBATAN IMAN

Masih banyak yang belum faham hubungan antara agama dengan fakta dan logika terus membuat statement agama hadir terpisah diluar ruang fakta dan logika

Terus kata siapa tak ada fenomena yang mendukung ?

Dalam buku buku teologi rumusan keharusan adanya Tuhan itu tidak ujug ujug dibuat secara sembarang berdasar imajinasi bebas tapi awalnya berangkat terlebih dulu dari pengamatan atas realitas.Misal mengamati fakta alam dan misal menemukan adanya sifat determinisme di alam (bersifat-mekanis-sistematis-tetap) atau wujud wujud yang memiliki desain seperti desain  tubuh manusia atau beragam hewan

Apakah berhenti sampai disana ?

Tidak,Konsep agama wahyu bukan untuk mengumpulkan data data empiris sebagaimana karakter sains.Apa artinya ribuan data atau dokumentasi fakta fakta temuan bila sekedar dokumentasi

Agama itu mengkonsep PENDALAMAN ATAS FAKTA.Dan pendalaman atas fakta itu bertahap serta tidak mengikuti fiksi- imajinasi bebas dan liar tapi mengikuti kaidah kaidah ilmu pengetahuan yang terstruktur

Bila tangga pertama pencarian ilmu ketuhanan adalah penggunaan indera atas realita maka level berikutnya yang merupakan pendalaman metafisis level pertama adalah PENGGUNAAN AKAL-LOGIKA.Misal setelah tahu adanya hal deterministik-wujud wujud yang memiliki desain maka akal berpikir ; mungkinkah terjadi secara kebetulan tampa ada entitas yang menata ? Ini contoh akal yang berangkat dari fakta

Nah bila di tangga pertama penggunaan indera yang diikuti adalah kaidah-metode sains maka ketika masuk level penggunaan logika maka kaidah saintifik sudah tidak lagi mutlak dipakai.Maka dimensi ilmu akali itu menyusun sendiri kaidah kaidahnya yang berbeda dengan kaidah sains.Ini kita kenal sebagai kaidah ilmu logika.Ilmu logika bukan hadir dari ranah sains tapi dari ranah filsafat tempat manusia mengoptimalkan kemampuan akalnya

Bila visi misi empirisme yang menjadi prinsip serta metode sains adalah mencari kebenaran empirik maka visi misi ilmu akali-ilmu logika itu bukan mencari kebenaran empirik tapi mengkonsep kebenaran akali,yaitu bentuk kebenaran yang di rumuskan oleh akal-untuk konsumsi akal-konstruksinya dibuat oleh akal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline