Seperti pernah saya tulis sains itu mengelola atau menyelidiki berbagai obyek yang berbeda beda yang tidak sama baik situasi-keadaan maupun karakteristiknya.Intinya ada obyek yang mudah dan ada yang sulit.Bahkan tidak semua hal bisa jadi obyek sains yang dapat dikelola oleh metode serta peralatan ilmiah yang ada pada sains.Dan ini menyangkut kapasitas dan kapabilitas yang secara inheren melekat dalam sains
Ada obyek yang bisa diamati secara utuh bahkan bisa dibawa ke laboratorium dan ada obyek yang tidak bisa sepenuhnya diamati serta di observasi dan ada obyek yang sama sekali tak bisa diamati serta di observasi misal karena kejadiannya di duga ada di era ribuan atau jutaan atau miliaran tahun lalu dan sains hanya bisa membuat penjelasan teoritis yang dasarnya lebih ke merupakan dugaan alias hipotesa karena obyek asli tak pernah bisa diketahui secara empiris
Sebagai institusi ilmu pengetahuan sains tentu akan membuat konsep atau metode ilmiah bagaimana suatu teori atau rumusan saintifik kelak dicetuskan.Kita mengenal apa yang disebut "konsep teori ilmiah".konsep teori ilmiah dibuat se canggih mungkin dengan langkah langkah ilmiah yang sangat ketat dan telah ditetapkan sebagai metode saintifik formal.Dengan harapan agar perumusan sebuah teori atau rumusan sains kelak telah melewati tahapan ilmiah yang telah teruji
Bagaimana aplikasi pelaksanaan atau relevansinya di lapangan ketika konsep (pembentukan) teori ilmiah itu dihadapkan pada beragam obyek yang sama sekali berlainan ? Ya tentu disini metode ilmiah yang dibuat untuk pembentukan baik teori atau rumusan ilmiah tsb akan mengalami ujian kapasitas maupun kapabilitas
Jadi ada "teori ilmiah" dalam artian sebagai konsep "mentah" dan ada teori ilmiah yang sudah diaplikasikan-di praktekkan pada obyek tertentu dan dinamai sesuai gagasan yang dibicarakan misal "teori X" .Atau bisa disebut teori yang "sudah jadi".
Pada obyek yang mudah maka semua langkah yang dibuat dalam konsep pembentukan teori ilmiah tsb. tentu mudah untuk diaplikasikan.Tapi pada obyek sulit maka tidak semua langkah ilmiah yang telah disusun itu dapat diterapkan atau diaplikasikan.Maka dalam dunia sains banyak diterapkan prinsip dugaan,hipotesa,prediksi,perhitungan matematis,diantaranya karena unsur pengamatan-observasi yang tidak bisa di praktekkan secara se utuhnya secara empiris
Bahkan ada obyek dimana langkah langkah yang telah disusun sebagai metode ilmiah tersebut sulit di praktekkan misal ketika sains ingin observasi hal hal yang sifatnya mistis-paranormal atau psikologis-kejiwaan atau hal hal yang sifatnya lebih ke metafisik.Untuk obyek yang lebih sulit maka penerapan unsur dugaan-hipotesa bahkan asumsi akan semakin kental
Sekarang ambil contoh pembentukan teori asal usul alam semesta maupun asal usul kehidupan bumi atau asal usul makhluk hidup maka obyek aslinya tidak bisa diamati lagi sehingga sains hanya bisa membuat penjelasan teoritis dari apa yang dapat ditemukan saat ini yang diduga berkaitan dengan gagasan utama yang dibuat tersebut (misal gagasan teori bigbang atau teori evolusi)
Jadi apakah sebuah teori ilmiah selalu paralel dengan fakta atau membicarakan hanya fakta ? Ya pembentukan teori ilmiah berangkat atau mengacu atau mengamati fakta yang ada yang dapat ditemukan tapi dibalik itu ada sesuatu yang tersembunyi-tidak faktual yang hendak dijelaskan melalui apa yang disebut "penjelasan teoritis".
Penjelasan teoritis adalah karakter penjelasan yang ada dalam atau membangun sebuah teori.Konstruksi sebuah teori dibangun oleh apa yang disebut "penjelasan teoritis".
Teori bigbang,teori steady state,teori asal usul makhluk dlsb.semua ada penjelasan teoritisnya.Penjelasan teoritis tsb dibuat sebagai upaya untuk menghubungkan apa yang telah ditemukan dalam pengamatan dengan gagasan teori yang dibuat yang bicara sesuatu yang obyek orisinilnya tidak bisa diamati seutuhnya secara empirik atau tak bisa diamati sama sekali (tersembunyi)