Lihat ke Halaman Asli

Ujang Ti Bandung

TERVERIFIKASI

Kompasioner sejak 2012

Kapan Sains dan Metafisika Bersentuhan?

Diperbarui: 28 Maret 2024   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Images: Bobo Grid/Grid.ID

KAPAN DAN BAGAIMANA SAINS DAN METAFISIKA BERSENTUHAN ?

Untuk memahami adanya dua dimensi berbeda antara aspek fisik dan aspek non fisik yang masing masing satu dibahas oleh sains dan satu oleh metafisika memang mesti memerlukan cermin untuk memahaminya secara mudah.Dan cermin itu adalah MANUSIA

Demikian pula untuk memahami bagaimana dua aspek tsb saling bersentuhan dan saling mempengaruhi dalam mekanisme yang dapat dijelaskan secara hukum sebab akibat.Dan muaranya adalah bagaimana dua aspek tsb difahami sebagai satu kesatuan yang saling menjelaskan

Manusia adalah cermin yang tepat ketika kita bicara hubungan antara dua aspek berbeda antara aspek fisika dan metafisika yang dibahas dlm filsafat serta agama karena manusia adalah makhluk dualist yang terdiri dari jiwa-raga (fisik-non fisik).Manusia tak bisa dijelaskan secara se utuhnya oleh sains seperti melalui disiplin biologi- neurologi- ilmu kedokteran maka sebagian dari fenomena manusia dijelaskan oleh ilmu psikologi atau ilmu kerohanian

Mencoba memaksakan menjelaskan manusia secara seutuhnya murni melalui penjelasan material otak seperti yang saat ini coba lakukan melalui "neurosains" adalah cara yang sangat ganjil dan tidak logic juga tidak sesuai kenyataan maka demikian pula bila sains ingin menerabas persoalan yang biasa dikelola oleh metafisika

Untuk menjelaskan serta memahami manusia secara utuh,menyeluruh,logic dan sesuai dengan kenyataan manusia maka kita harus terlebih dahulu membagi manusia pada dua aspek yang juga dua substansi berbeda ; Aspek-substansi tubuh (raga) dan aspek- substansi jiwa, aspek jasmani dan rohani,pikiran dan tubuh.Tinggal nanti bagaimana penjelasan dari dua aspek berbeda tsb di integrasikan

Maka untuk memahami konstruksi realitas secara utuh menyeluruh (secara keilmuan) pun di awal tetep mesti kita bagi 2 dulu antara aspek fisika dan metafisika,tentu bukan untuk selalu dipisah pada 2 kutub berbeda tapi untuk pada muaranya penjelasan dari 2 aspek berbeda tsb bisa saling diintegrasikan

Maka sains dan metafisika tetap mesti selalu berbagi peran dalam menjelaskan beragam fenomena serta persoalan keilmuan yang ada dalam realitas. Dan-tapi ketika kita ingin memahami keseluruhan realitas secara utuh-menyatu atau ketika kita ingin melihat suatu persoalan dari persfective yang bersifat menyeluruh maka kita tinggal mencoba mengintegrasikan antara temuan atau penjelasan fisika dengan penjelasan metafisika

Kembali ke cermin manusia,sebagai contoh ; Kita bisa mengamati gerak tubuh,perilaku serta perbuatan manusia sebagai gerak fisik yang dapat diamati secara sains bahkan dapat diukur dengan pengukuran yang presisi,Tapi APA PIKIRAN DIBALIK PERBUATAN ? Itu sudah tak bisa lagi dijelaskan oleh sains,maka ilmu psikologi tampil menjelaskan.Karena PIKIRAN dibalik perbuatan itu sudah bukan obyek ilmu fisika (sains)

Demikian pula bila kita bicara APA DIBALIK GERAK MATERI ALAM ? Sains paling jauh dapat menjelaskan misal hingga level penjelasan tentang energi,singularitas,medan gaya,partikel Tuhan,medan kuantum,superposisi kuantum dlsb kategori yang biasa dibicarakan di ranah kuantum.Sains tak bisa misal meloncat menjelaskan keharusan adanya PIKIRAN TUHAN dibalik materi alam karena itu sudah bukan obyek sains melainkan obyek metafisika agama

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline