Lihat ke Halaman Asli

Ujang Ti Bandung

TERVERIFIKASI

Kompasioner sejak 2012

Rahasia Kesadaran Sebagai Antitesis Materialisme Ilmiah

Diperbarui: 16 Maret 2024   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Images : Khutbahsingkat.com

Merenungi keberadaan sains di dunia manusia adalah ibarat tahap awal dari upaya mengenal diri manusia secara utuh.Bila sains tidak bisa mengungkap manusia secara seutuhnya kecuali aspek biologisnya maka kita mesti mencari jalan lain diluar itu.Bila kita berhenti hanya pada sains maka kita akan mengenali diri kita sebatas tak beda jauh dengan benda benda alam lain atau hewan hewan disekitar kita,Apalagi ada teori sains yang menempatkan manusia sebagai seketurunan dengan hewan

Coba saja anda dalami dengan kebijakan akal budi ; manusia sanggup melahirkan peradaban tinggi yang tidak dapat digapai oleh hewan manapun,tentu melalui ilmu pengetahuan yang dimiliki nya,baik fisik maupun metafisik.Sekarang dengan prestasi seperti itu mengapa manusia tidak berupaya untuk memahami dirinya secara lebih utuh atau berupaya mengangkat derajat nya ke level tertinggi sehingga bisa berbeda jauh dengan para hewan bukan saja secara fisik tapi juga secara metafisik

Tapi seperti sudah saya paparkan ; Itu tidak akan pernah bisa dilakukan hanya dengan melalui sains. Untuk mengungkap dan memahami hakikat dirinya secara lebih utuh manusia perlu disiplin keilmuan lain yang bisa mengakomodasi berbagai pertanyaan metafisis yang tidak pernah bisa dijawab oleh sains.Dan itu sudah biasa manusia lakukan melalui filsafat dan agama

Tapi sayang dewasa ini sudah banyak orang terpapar ideologi materialisme yang menyamakan nilai-derajat manusia tak lebih beda dengan benda benda material alam lain,mereka dengan bangga memproklamirkan "filsafat telah mati" dan mereka menilai rendah pertanyaan pertanyaan metafisis semisal pertanyaan apa hakikat hidup atau hakikat manusia

Padahal bila kita mengacu pada level-tahapan kualitas kesadaran maka kesadaran akan hal hal mendalam yang melampaui dunia kebendaan yang digumuli oleh sains sebenarnya level kesadaran tertinggi yang dapat digapai oleh manusia,disana terdapat keagungan dan ketinggian manusia yang membedakan nilai manusia dengan hewan

Bayangkan,kalau kita memakai acuan sains dalam menilai apa itu "kesadaran" maka kesadaran yang dapat diungkap oleh sains tak lebih jauh dari kesadaran biologis yang berkaitan dengan tubuh.Tapi manusia bukan hanya tubuh,ia memiliki unsur selain tubuh yaitu ruhani yang menjelma dari unsur ruh-bukan materi.Karena manusia punya ruhani itulah manusia memikirkan hal hal yang ruhaniah yang bukan berdimensi materi

Tapi kesadaran ruhaniah itu kan sesuatu yang tidak pernah bisa diungkap oleh sains sehingga filsafat dan agama sebagai institusi keilmuan lain yang berupaya menggali identitas nya

Yang kita kuatirkan adalah sebuah dunia dimana penghuninya kebanyakan sudah tidak lagi mengenal kesadaran ruhaniah-mengenal manusia lebih sebagai makhluk dengan kesadaran dan hasrat biologis.Dan mereka tidak peduli soal hakikat diri maupun kehidupan karena terlanjur terpukau pada pencapaian sains yang bersifat materi

Padahal ketinggian manusia bila dinilai secara kualitas kesadaran itu terdapat pada hal yang bersifat ruhaniah,karena disitu sekali lagi ; letak perbedaan signifikan manusia dengan golongan hewan.Maka menemukan atau menyadari adanya kesadaran ruhaniah adalah seperti menemukan hakekat terdalam dari diri manusia yang sains pun tak bisa menjangkaunya karena alam ruhani bukan bagian dari dimensi material yang biasa digumuli oleh sains

Dewasa ini hakekat manusia sebagai makhluk yang berkesadaran ruhaniah memang sangat urgent untuk didalami mengingat gelombang materialisme efek makin majunya teknologi kemudian munculnya upaya ilmiah untuk mendeskripsikan manusia sebagai semata "makhluk otak"-produk materi otak melalui neurosains mulai di propagandakan.Padahal itu bukanlah metode sains yang dapat mengungkap rahasia dunia alam ruhani manusia.Karena alam ruhani,jiwa manusia terlalu dalam dan terlalu kompleks bila sekedar mau digali oleh infrastruktur ilmu saraf

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline