Apakah pikiran adalah produk kimiawi bio molekuler unsur otak-jasmani (proses hormonal),Dan berpikir adalah proses kimiawi tubuh yang dikelola neurotransmitter-bukan proses atau terjadi secara ruhaniah ? ..
Ini tentu hanya pandangan materialist yang berupaya mereduksi seluruh fenomena kejiwaan kedalam unsur bio material (unsur tubuh) dengan menafi kan peran unsur jiwa-ruhani (non tubuh)
Beda dengan pandangan teistik yg memandang pikiran adalah unsur ruhani serta produk pergumulan ruhani-bukan hasil vibrasi molekuler neuron (yg menghasilkan hormon).Dan memandang fungsi molekul neuron hanyalah semacam penghantar dan bukan produsen pikiran.
Artinya, menurut teistik pikiran berasal dari dunia ruhani dan merasuki kesadaran inderawi-jasadiah melalui molekul jaringan neuron.Energi berpikir berasal dari dunia ruhani dan menggerakkan bio molekul neuron sehingga menimbulkan efek kesadaran berpikir,karena tanpa stimulus energi maka bio molekul neuron itu hanya unsur pasif.Dan energi dimaksud bukan semata energi nutrisi karena energi nutrisi tidak serta merta menimbulkan energi atau reaksi atau kehendak berpikir
Kalau semua pikiran dan kegiatan berpikir adalah hasil interaksi beragam hormon otak maka seharusnya sains bisa membuat misal rumus hormonal cinta atau rumus hormonal keyakinan,rumus hormon yg membuat manusia jatuh cinta dan atau,bisa memiliki keyakinan
Karena hormon adalah unsur bio molekuler yang bisa diamati secara sains,beda dengan pikiran yg tidak bisa diamati peralatan sains.Maka kalau betul proses bio molekul (hormonal) bisa menghasilkan pikiran seharusnya proses bio molekuler tubuh yang memproduk pikiran tertentu itu dapat direkam atau dibaca peralatan sains
Nah bisakah sains membuat rekayasa hormonal misal membuat komposisi hormon yang bisa membuat misal orang tak perlu berpikir mendalam untuk memiliki keyakinan,cukup merekayasa system hormonal nya
Coba pula membuat rekayasa hormonal agar orang misal bisa tahu mana benar,mana salah,mana baik serta mana buruk tanpa harus bersusah payah berpikir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H