Lihat ke Halaman Asli

Ujang Ti Bandung

TERVERIFIKASI

Kompasioner sejak 2012

Apakah Akal Anda Masih Sehat?

Diperbarui: 22 Maret 2019   06:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by Frits Ahlefeldt

Selama ini di ruang publik kita sering mendengar opini-opini yang berbicara tentang nalar - akal sehat termasuk ketika masuk ke ranah politik yang tengah panas panas nya itu. Tetapi apa sebenarnya itu akal sehat. Apa infrastruktur penopangnya serta apa ciri dari akal sehat dan akal yang tidak sehat?

Cara berfikir akal manusia itu bersifat formalistik, baku, konsisten, permanen dan artinya karakter akal itu suatu yang tidak dapat diubah, suatu yang sudah menjadi ketetapan alami alias kodrati

Ia selalu berfikir sistematis, konstruktif, matematis, analitis, mekanistis, tertata, terstruktur dan itu adalah sebagai cerminan dari karakter sifat dasar akal yang dualistik, tidak monolistik. 

Sebab itu sesuai sifat dasarnya itu maka ujung dari tela'ah akal adalah selalu menetapkan ini benar-ini salah, ini menguntungkan-ini merugikan, ini jalan keselamatan-ini jalan kebinasaan, yaitu berupa rumusan rumusan yang bersifat dualistik. 

Cara berfikir akal demikian itu paralel dengan hukum kehidupan pasti yang juga bersifat mekanis-sistematis sebagai cerminan dari sifat dasar dari hukum kehidupan pasti yang juga bersifat dualistik karena tercipta dari segala suatu yang saling berpasangan, dan hukum kehidupan pasti itu adalah infrastruktur yang menopang eksistensi adanya akal. Artinya kehadiran akal tidaklah berasal dari ruang kosong, tidak datang dari ide-ide filsafat misal tapi representasi dari adanya hukum kehidupan pasti yang berlaku dalam kehidupan dan yang menelikung kehidupan manusia. 

Banyak failosof yang membanggakan filsafat sebagai institusi yang merepresentasikan akal sehat tetapi konsep akal sehat itu bukan suatu yang lahir dari dunia filsafat tapi suatu yang telah tertanam sebagai fitrah alami dalam jiwa tiap insan-desain Tuhan

Dalam mekanisme hukum kehidupan pasti kita mengenal perputaran siang-malam, mekanisme kehidupan-kematian, sehat berpasangan dengan sakit, terang dengan kegelapan, bahagia dengan derita, dan lain sebagainya. sifat dasar prinsip dualistik (sebagai akibat adanya hal berpasangan) yang melekat dalam hukum kehidupan pasti itulah yang secara alamiah-kodrati membuat akal bisa berfikir sistematis sebagaimana demikian pula yang membuat hukum kehidupan pasti menjadi bersifat mekanistik- sistematik. bandingkan, dari hal yang bersifat monolistik mustahil tercipta mekanisme-sistem yang konstruktif

Sebab itu bisa disebut rel akal itu adalah prinsip dualisme-karakter dualistik-hal yang serba berpasangan. Akal hanya bisa berjalan diatas rel dualisme. Akal bisa berjalan selama segala suatu itu dapat dianalisis dualisme benar-salahnya dan tak bisa berjalan misal apabila benar-salah nya sudah tidak jelas atau sudah tak bisa lagi dibaca alias 'ganjil'. 

Artinya akal tak bisa berjalan di atas rel yang bersifat ganjil. Sebab itulah hal-hal yang ganjil sering disebut hal yang 'tak masuk akal', artinya hal yang tak bisa direkonstruksi oleh akal untuk lalu dirumuskan misal benar-salah nya.

Orang yang cara berfikir nya masih bisa sistematis, konstruktif, terstruktur, tertata, masih bisa memilah serta membedakan mana benar-mana salah, mana yang menguntungkan-mana yang merugikan, mana jalan keselamatan-mana jalan kebinasaan dlsb. disebut orang yang akal nya masih sehat, sedang sebaliknya orang yang cara berfikir nya sudah tak lagi sistematis, tak lagi terstruktur, tidak konstruktif melainkan sesuka hati, spekultif, cuma mengikuti perasaan,hanya mengikuti adat kebiasaan, hanya mengikuti situasi zaman, hanya mengikuti keinginan tuan nya, hanya mengikuti pandangan idola nya tanpa peduli pada dualisme benar-salah, baik-buruk, menyelamatkan atau membinasakan maka disebut orang yang akal nya tidak sehat. Walau tidak sehat disini bukan berarti gila tentunya. karena gila adalah keadaan dimana akal nya sudah tak berfungsi sama sekali atau yang tingkat kemiringan nya sudah teramat parah dan sulit di luruskan kembali.

Apakah dalam realitas kehidupan manusia hanya berhadapan dengan hal-hal yang selalu  masuk akal? Tentu saja tidak, kadang kita menemukan hal-hal yang tidak atau sulit masuk akal atau permasalahan yang akal sulit untuk menganalisis serta merumuskannya karena dualisme benar-salah seperti sudah tak bisa digunakan untuk menganalisisnya lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline