Lihat ke Halaman Asli

Ujang Ti Bandung

TERVERIFIKASI

Kompasioner sejak 2012

Siapa yang Bertanggungjawab Menjelaskan Persoalan Persepsi?

Diperbarui: 21 Agustus 2018   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Images : filosophi and filosopher

Kant menyebut bagaimana manusia mempersepsi umumnya memakai lima alat persepsi untuk mengetahui objek: (mata), (telinga), (hidung), (lidah), (kulit). sebuah deskripsi yang nampak 'ganjil' apabila penjelasannya berhenti hanya hingga disitu.dan artinya apabila Kant tidak menyebut unsur yang selain itu.mengapa ?

Pertanyaan ; bila manusia memiliki apa yang disebut 'spiritual-batinah-ruhaniah' dimana didalamnya unsur unsur abstrak seperti akal-hati (mata batin) maka bagaimana kedudukannya dalam mempersepsi,serta lebih dari itu adalah bagaimana validitasnya sebagai alat persepsi yang bersifat abstrak ?

Artinya, sebelumnya mesti diketahui bahwa manusia itu makhluk yang terdiri dari dua unsur; yang bersifat fisik dan yang non fisik.sehingga apabila seorang failosof berbicara masalah 'persepsi' sebagai kemampuan manusia menangkap dan melukiskan obyek hingga memprosesnya menjadi ilmu pengetahuan maka pasti bukan hanya alat persepsi yang bersifat fisik yang bekerja tetapi juga yang bersifat non fisik

Kita tengok dan perbandingkan dengan pemikiran David Hume (1711-1776), ia menjelaskan : persepsi adalah kesan-kesan (impressions),  dan Ide-ide (ideas).  Yang kita ketahui hanyalah persepsi, bukanlah objek. Substansi hanyalah kumpulan persepsi belaka. Substansi adalah fiksi, dan khayalan manusia. Manusia tidak mungkin paham bagimana kaitan antara persepsi dan obyek-obyek diluar diri kita.Pemikiran Hume dikenal dengan nama "A Bundle of Perception".

Ini pun pemikiran yang bahkan nampak lebih ganjil dari deskripsi Kant diatas,mengapa ?

Karena asumsi asumsi sebagai berikut :

Bila manusia diciptakan oleh Tuhan untuk menangkap-memahami serta mengelola Ada maka;  apakah manusia tidak diberi peralatan yang komplet untuk tujuan itu ? Bila manusia diberi alat persepsi yang bersifat 'permukaan' seperti yang diungkap Kant diatas yang mempersepsi hal hal yang bersifat permukaan maka; tidak adakah alat persepsi yang bisa menggapai substansi ? 

Atau,apakah substansi menjadi suatu yang harus tetap menjadi misteri yang tetap tidak bisa diketahui dan difahami dan karenanya tidak dapat menjadi bagan dari keseluruhan ilmu pengetahuan ?

Asumsi lain ; bila mata memiliki validitas untuk menangkap fisik apel, manusia,alam semesta dan seisinya maka; apakah peralatan persepsi yang bersifat abstrak itu tidak memiliki validitas misal untuk menangkap hakikat apel,manusia,alam semesta dan seisinya ?

Bila,peralatan persepsi yang bersifat non fisik itu sama sekali tidak memiliki validitas dalam mempersepsi dan artinya tidak memiliki validitas sebagai alat berfikir dan alat ilmu pengetahuan maka asumsi lain; lalu mengapa itu melekat atau dilekatkan kedalam diri manusia menyertai unsur yang fisiknya ?

Bila manusia tidak dapat menembus pengetahuan tentang obyek 'pada dirinya sendiri' (das ding an sich) dan hanya dapat menangkap fenomena sebagai 'obyek yang menampakkan diri kepada subyek' maka lalu; sejauh mana fungsi dari peralatan persepsi yang bersifat abstrak yang melekat pada diri manusia yang menyertai peralatan persepsi yang bersifat fisik nya itu (?) ..fenomenologi memandang pengetahuan-pemahaman sebagai 'obyek obyek yang terberi' atau yang memperlihatkan diri sebagai 'fenomena' tetapi sumbernya sendiri tak dapat diketahui (noumena),ibarat kita yang selalu berada di hilir dari sungai dan tak dapat berenang untuk mengetahui dimana hulu nya berada

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline