Ceriteranya berawal di pagi hari kemarin ketika iseng iseng buka FB teman teman lantas agak kaget juga kok banyak yang mosting tihang listrik dengan beragam nada serta meme penuh dengan guyonan.saya fikir,ada apa ini ... dan kemudian baru nyadar kalau itu adalah fenomena yang berkaitan dengan peristiwa yang menimpa Setnov sehari sebelumnya yaitu kecelakaan mobil yang menabrak tiang listrik.lalu ketika buka Kompasiana pun demikian yang lagi viral disana adalah tihang listrik dimana banyak artikel dibuat membicarakan itu terutama yang bernada guyon atau entah menyindir.coba saja ada artikel yang menyuruh orang belajar pada tiang listrik .. apaaa maksudnya fikirku, apa kita sudah kehabisan guru,..padahal tiang listrik kan benda mati ..
Ya,semua orang seperti ramai ramai bersepakat membicarakan itu.Setnov yang mengalami kecelakaan tetapi orang orang malah seolah mempermasalahkan tiang listrik bukannya membicarakan bagaimana kondisi Setnov terkini misal.dan menurut salah satu penulis di Kompasiana tema tiang listrik saat ini memang sedang menjadi trending topic di sosial media.malah ada yang menyebut itu sebagai bentuk 'humor cerdas' bangsa indonesia..
Yah untuk sejenak perasaan memang seperti ingin terbawa oleh suasana yang penuh guyonan menggelikan itu.seolah seharian itu hanya ingin tertawa tawa geli menikmati guyonan 'segar nan cerdas'itu. coba bagaimana tidak menggelikan, di suatu tulisan ada yang menulis 'tiang listrik nya gak apa apa' ? .. Atau 'jadilah seperti tiang listrik yang tetap berdiri tegak walau ditabrak Fortuner' ... atau meme tiang listrik yang tengah diwawancarai,dlsb.memang kita harus mengakui kalau jenis humor seperti itu hanya bisa dibuat kalangan terpelajar sehingga mungkin karena itu disebut sebagai sejenis 'humor cerdas'
Puas bercandaria memperhatikan satu persatu meme tiang listrik pikiran saya pun mulai mencoba mengembara ke berbagai sudut atau realitas lain yang kiranya masih berkaitan dengan kasus Setnov hingga tibalah pada poin memikirkan orang orang yang ada dibelakang Setnov,yang saya maksud adalah kaum keluarganya,orang orang terdekatnya, orang orang yang tetap mencintainya walau apapun yang terjadi dengan Setnov tentunya
Lalu saya pun mencoba merangkai fenomena banyaknya meme tiang listrik itu dengan realitas lain yang masih terkait kasus Setnov termasuk mencoba membayangkan bagaimana kondisi perasaan orang orang terdekat Setvnov itu yang tentu andai-misal Setnov bersalah sekalipun maka mereka tentu tidak ikut melakukan kesalahan itu,tetapi mencintai seseorang bahkan andai orang itu telah berbuat jahat misal bukanlah sebuah kesalahan sebab itu adalah tabiat alami manusia
Lalu saya membayangkan andai keluarga serta orang orang terdekat Setnov yang mencintainya dalam situasi yang bagaimanapun itu yang melihat guyonan guyonan tiang listrik itu maka saya yakin jangankan untuk tertawa terbahak bahak tersenyum simpul pun mungkin tidak sebab untuk bisa tertawa lepas sampai terbahak bahak tentu harus dengan hati yang lepas dari perasaan duka.jangan jangan tertawaan orang orang yang menertawakan meme tiang listrik itu seperti menaruh cuka diatas luka bagi keluarga Setnov
Menyadari hingga ke arah realitas itu sayapun sontak mengatupkan mulut dan berhenti melihat candaan candaan tiang listrik dan tak lagi memiliki hasrat untuk tertawa karena saya menyadari bahwa dibalik orang orang yang bersenang senang dengan candaan tiang listrik itu ada orang orang yang tengah dirundung duka
Mungkin ada yang sedikit protes, apalah artinya perasaan beberapa orang disekitar Setnov dibanding rakyat banyak yang gemes dengan sikap Setnov terhadap panggilan KPK, jadi wajar dong kalau lalu mereka melampiaskan kekesalan dan kegeramannya diantaranya melalui sindiran dan pelecehan dengan menggunakan tiang listrik itu
Tetapi saya pun ingin sedikit menyela,ini bukan masalah yang banyak dibandingkan dengan yang sedikit,dimana kalau melihat dari segi jumlah maka logis kalau jumlah yang sedikit itu pasti akan tertenggelamkan oleh luapan emosi dari massa yang sangat banyak sehingga yang sedikit itu seolah harus ikhlas menerima-menyadari serta rela berkorban diri termasuk rela untuk tidak diperhitungkan
Disini saya bukan hendak berbicara tentang kepentingan yang banyak diatas segelintir orang, bukan hendak mengedepankan superioritas suara massa (yang mana sejarahpun selalu berdiri diatas dominasi mayoritas) tetapi ingin sedikit menyela opini massa dengan menyodorkan suatu fakta lain yang tersembunyi yaitu perasaan orang orang terdekat Setnov. tujuan lebih tingginya adalah sekedar ingin menyampaikan sebuah pesan moral bagaimana sebenarnya sikap kita terhadap orang orang yang tengah dirundung malang bahkan andai si malang itu adalah orang yang telah dianggap publik sebagai pelaku kejahatan.
Apakah manusia itu makhluk yang memang memiliki kecenderungan ingin memuas muaskan diri ketika mereka menghukum sesamanya yang bersalah... atau, bila melihat orang bersalah dan lalu dibukum dan lalu menderita karenanya maka, apakah kita cenderung bersukacita ataukah berdukacita ?