Lihat ke Halaman Asli

Ujang Ti Bandung

TERVERIFIKASI

Kompasioner sejak 2012

Adakah kaitan antara fenomena post modernisme dengan Kehadiran Sang dajjal?

Diperbarui: 10 Januari 2016   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Images :abisyakir.wordpress.com

....

Kalau kita amati secara mendalam melalui pandangan mata batin maka kita boleh khawatir bahwa orang orang di zaman sekarang bisa jadi makin lama makin berkarakter materialistik dan juga sekaligus pragmatik artinya mereka makin focus-orientasi hanya pada dunia nampak, kepentingan dunia nampak-lahiriah menjadi pertimbangan utama dari sikap pragmatiknya, dan dunia material pun menjadi ukuran kesuksesan hidup. mereka ogah kalau dibawa menjelajah dunia metafisik-dunia abstrak dibalik dunia fisik karena dianggapnya hal itu hanya sekedar teori teori melangit yang tidak bersifat pragmatis-tak bisa dipraktekkan dan tak bisa dijadikan ukuran kesuksesan.cara pandang positivisme yang menempatkan ilmu pengetahuan empiristik-sainstifik sebagai puncak peradaban berfikir serta ilmu pengetahuan manusia ditambah dengan fakta melesatnya kemajuan di dunia teknologi bisa jadi menjadi titik tolak-menjadi akar filosofis serta landasan ideologisnya

Apakah fenomena demikian memiliki kaitan atau paralelitas dengan sinyalemen para nabi zaman dahulu kala bahwa makin dekat ke akhir zaman maka manusia akan makin berkarakter ‘mata satu’- makin berkarakter ‘dajjal’ artinya ya sebagaimana diungkap diatas mereka makin focus-orientasi hanya ke dunia fisik-menjadikan dunia nampak sebagai parameter ilmu-kebenaran dan makin menanggalkan hal hal yang berada dibaliknya-hal hal yang berkaitan dengan dunia abstrak-metafisik.kaum dajjal disebut memiliki ciri khas ’bermata satu’ artinya mata mereka hanya awas ke dunia fisik tetapi cenderung buta atau menutup mata terhadap apa yang berada dibaliknya-dunia abstrak-konsep konsep metafisik khususnya yang bersifat Ilahiah

Uniknya,hal demikian sebagaimana yang dinubuatkan para nabi itu seperti parallel dengan desain sejarah filsafat,bagaimana dunia filsafat yang pada awal mulanya berupaya mati matian membangun konsep metafisika yang konstruktif-konseptual-rasionalistik-dapat difahami oleh akal pada kenyataannya diujung sejarah perjalanan filsafat ‘diobrak-abrik’ oleh para dekonstruksionis.tiang tiang penyangga konstruksi metafisika dipreteli satu persatu sehingga bangunan metafisika di era post mo berubah menjadi nampak acak-tak berbentuk konstruktif,bangunan rasionalitas yang masih menjadi ciri khas modernisme perlahan runtuh (atau tepatnya : diruntuhkan) dan empirisme melalui faham positivisme-saintisme kembali naik daun-menjadi parameter ‘kebenaran’.kaum materialist-nihilis serta relativistpun seolah ikut merayakan kemenangannya kembali karena materialism-nihilisme serta relatifisme akan nampak kuat dan berdiri kokoh apabila konsep konsep dasar metafisika dan secara keseluruhan apabila konstruksi yang membangun rasionalitas telah dipreteli satu persatu

Para failosof klasik zaman dahulu berupaya membangun metafisika sebagi sebuah ilmu pengetahuan yang kokoh-utuh-mandiri merekapun bahu membahu membangun konstruksinya,masing masing seolah menyumbang tiang tiang penyangganya.tetapi bangunan konstruksi metafisika yang seolah tak pernah utuh-selesai dibangun itu rontok di era post modernism atau tepatnya : diruntuhkan oleh pemikiran kaum post modernist.akibatnya di era posmo manusia tak lagi memiliki kacamata sudut pandang untuk melihat realitas secara konstruktif dan menyatu padu-rasionabel.manusia di era posmo cenderung melihat realitas sebagai suatu fenomena acak-tak berkonstruksi bahkan tak bersubstansi-tak memiliki essensi.sebab itulah pemikir era posmo lebih menyukai serta lebih menekankan unsur unsur :  pluralitas-individualisme-instrumentalisme-ketakbermaknaan dunia-nihilisme-relativisme.mereka tak lagi menaruh respek terhadap konstruksi bangunan rasionalitas atau terhadap keberadaan makna makna hakiki dibalik yang nampak.coba saja ajak seseorang membicarakan rasionalitas atau hakikat atau makna makna dibalik yang nampak atau hakikat terdalam dari segala suatu atau konsep kebenaran mutlak dan menyatu maka apabila yang bersangkutan tidak menaruh respek sama sekali bisa jadi yang bersangkutan adalah seorang posmo atau anak buah dajjal menurut versi para nabi,karena kalau dikaji secara lebih mendalam dan spesifik sang dajjal mestilah seorang materialist-nihilis-relatifist-anti rasionalist

Keragaman-individualitas-pandangan pandangan individualistik-mendapat penghargaan yang tinggi dalam dunia post modernism bahkan yang remeh temeh menurut pandangan para konseptor metafisika sekalipun.asalkan sesuatu itu berasal dari dunia nampak apakah itu berkategori seni,budaya-sosialita-politik dlsb.apabila dipandang berfenomena unik-menarik-ber ciri khas maka ia akan memperoleh perhatian,sebaliknya apabila seseorang mencoba berbicara tentang konsep ‘kebenaran mutlak’ atau ‘benar-salah’ yang hitam putih atau hal hal yang bersifat ‘hakiki’ jangan harap mereka akan menaruh perhatian,dan apalagi terhadap tulisan bercorak metafisika

Dan itulah yang menjadi kegelisahan di lubuk hati saya juga sehingga untuk menjaga keseimbangan pandangan antara ke dunia fisik dan ke dunia metafisik itu saya menulis artikel artikel bercorak metafisik tiada lain agar perhatian manusia ke dunia fisik dan metafisik tetap berimbang dan manusia selamat dari ‘fitnah dajjal’.bahkan menurut pandangan saya, turunnya Isa al masih ke dunia kelak nanti sebenarnya adalah untuk menegakkan kembali supremasi dunia metafisik versi Ilahi tentunya (bukan versi para failosof) atas dunia fisik sebagaimana yang telah dilakukan oleh para nabi sebelumnya  .......

………………………

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline