Lihat ke Halaman Asli

Ujang Ti Bandung

TERVERIFIKASI

Kompasioner sejak 2012

Homoseks itu,apa indahnya (?)

Diperbarui: 7 Agustus 2015   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

….

Kalau melihat perkara homoseks-lesbianisme dari sudut pandang agama-moralitas itu sudah jelas hitam diatas putihnya,sudah jelas salah-buruknya dan penilaian terhadapnya tidak akan pernah berubah-bersifat permanen alias ‘hakiki’- mustahil dapat diubah oleh apapun-siapapun serta dengan cara bagaimanapun. mustahil berubah misal, karena zaman dianggap sudah berubah atau mustahil berubah karena manusia dianggap sudah sampai ke taraf ilmu pengetahuan tertentu.walaupun 1001 macam kacamata sudut pandang buatan manusia apakah itu modernisme,liberalisme,feminisme,humanisme dlsb. berupaya membalikkan pandangan baku tersebut agar homoseksualitas-lesbianisme lalu bisa dipandang sebagai suatu yang ‘tidak salah’ maka penilaian Tuhan tentu mustahil untuk bisa berubah.

Tetapi manusia itu bukan hanya makhluk yang berlogika dalam dualisme benar-salah,baik buruk tetapi ia juga makhluk yang memiliki 'persaan', nah sebab itu saya penasaran ingin melihatnya dari sudut pandang lain,walau nampak ‘subyektif’ karena berdasar sudut pandang perasaan saya pribadi sebagai manusia,perasaan yang saya rasa masih ‘normal’ karena masih dapat menangkap serta membedakan mana yang indah dan mana yang tidak.akan tetapi juga dapat menjadi ‘obyektif’ andai semua manusia menangkap serta merasakan hal yang sama sebagaimana yang saya rasakan

Menurut pengamatan saya disepanjang zaman tidak pernah ada pujangga-sastrawan-ahli puisi yang merupakan jenis orang orang yang sangat peka terhadap konsep ‘keindahan’ yang berupaya menggambarkan kisah percintaan romantis antara lelaki dengan lelaki atau antara wanita dengan wanita, kenapa ? ….. karena tidak akan pernah ada ditemukan keindahan didalamnya tentunya. Atau dengan kata lain bahkan romantisme pun yang terkadang mengalami persinggungan dengan agama akan berkontradiksi dengan homoseksualitas,sebab mana ada hubungan lelaki dengan lelaki misal,yang ‘romantis’ ?

Secara naluriah sebagai manusia kita dapat melihat dengan mata batin dan bahkan dapat pula merasakan realitas hubungan lelaki-wanita sebagai bentuk hubungan sesama makhluk yang indah dalam arti lain : harmonis,bahkan kisah lika liku percintaannya sering dibumbui oleh ceritera romantis,mulai dari saling berkenalan hingga masuk ke jenjang pernikahan hingga ke beranak cucu,tak ada kejanggalan ataupun keganjilan didalamnya karena hal itu merupakan hal alamiah yang sudah disetting sang penciptanya

Intuisi akan ‘keindahan’ adalah komponen bawaan alami yang terdapat dalam diri manusia sehingga secara intuitif tiap manusia yang sudah akil balig dapat menangkap-menyelami dan memahaminya bahkan andai tidak diajarkan kepadanya secara formal sekalipun.dan keindahan itu sebuah konsep abstrak yang berkaitan dengan keharmonisan-kebersesuaian-keberaturan-kepantasan-keidealan serta keadilan.dan gambaran sebaliknya adalah ‘tidak indah’ yang menggambarkan sesuatu yang acak-tak beraturan-tidak harmonis-tidak ideal-ganjil-sumbang

Sehingga bila dilihat dari berbagai sudut pandang apapun homoseksualitas-lesbianisme itu senantiasa bersifat negative,dilihat dari sudut pandang nurani maka ia berlawanan dengan nurani,dari sudut pandang logika maka hal itu adalah perkara yang ganjil sebab logika adalah konsep yang berpijak pada prinsip dualisme bukan berpijak pada keganjilan,dan dari sudut pandang estetika tentu hal itu sama sekali merupakan suatu yang tidak indah (!) .. sehingga yang menjadi pertanyaannya : lalu sudut pandang apa dan yang bagaimana yang digunakan serta kini menjadi tempat ‘perlindungan’ kaum homoseks-lesbian (LGBT) ? …. mungkin mereka sepakat berlindung atau berpijak pada sudut pandang (berdasar) prinsip HAM yang landasan dasar ideologisnya adalah : liberalism-humanism.sehingga jangan heran kalau dalam perjuangannya kaum homo-lesbi sering menggunakan sandaran dasar kepada prinsip H.A.M termasuk tuntutan agar negara melegalkan perkawinan sejenis.dan tentu tak ada yang menjadikan agama-moralitas sebagai sandaran perjuangannya

Sehingga mereka dan termasuk para pembelanya akan berupaya memakai dalih ‘kemanusiaan-hak asasi manusia, lebih jauh lagi,prinsip kebebasan,demokrasi,modernism hingga ke pluralisme’ dlsb. menjadi landasan dasar perjuangan serta pembelaannya yang semua itu adalah ideology ideology alias ‘isme’ bentukan manusia yang bisa menyulap yang benar menjadi nampak salah dan yang salah menjadi nampak benar, persis sebagaimana pernah dinubuatkan oleh Rasul perihal tanda akhir zaman bahwa di saat itu kebenaran akan ‘terbalik’,yang benar akan dianggap salah dan yang salah akan dianggap benar dan element yang menjungkir balikkan semua itu adalah ‘isme’.sebagai contoh real-nyata, sesuatu yang baik-benar hanya karena itu terjadi dan menjadi pedoman umat manusia dimasa silam maka atas nama ‘modernisme’ lalu dijungkir balikkan 180 derajat sehingga dipandang sebagai ‘nilai kuno yang harus direkonstruksi ulang’.nah sekarangpun pandangan pandangan yang mencoba menyerang LGBT akan diposisikan serupa sebagai ‘pandangan kuno’ misal yang menurut mereka ‘harus di rekonstruksi’,padahal dalam sesuatu yang mereka sebut ‘nilai kuno’ itu terdapat suatu yang sudah dipermanenkan atau dihakikatkan oleh Tuhan untuk tidak berubah

Atau dengan kata lain isme isme buatan manusia itulah yang selama ini melakukan upaya penjungkir balikkan nilai nilai yang sebenarnya sudah permanen-‘hakiki’, dengan membingkainya melalui pemberian stigma stigma negative misal stigma ‘nilai kuno yang harus direkonstruksi’, padahal essensi kebenaran tak pernah mengenal istilah kuno atau modern karena ia abadi-tak akan lekang oleh perputaran waktu

………………………….

 images : dia-lo-gue.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline