Lihat ke Halaman Asli

Ujang Ti Bandung

TERVERIFIKASI

Kompasioner sejak 2012

Kebebasan manusia itu ada dalam ketidaktahuannya (?)

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bayangkan bagaimana kira kira dengan kondisi perasaan anda apabila anda diberitahu bahwa umur anda tinggal 7 hari lagi misal (?) … apakah anda masih merasa sebagai seorang yang memiliki kebebasan penuh dalam kehidupan ini, misal merasa bebas untuk merancang dan menentukan sendiri masa depan (?),… yang pasti karena ‘ke tahu an’ atau pengetahuan anda akan sisa usia anda yang tinggal 7 hari itulah yang ber implikasi pada adanya perasaan ‘tidak bebas’ dalam diri anda

Lain bila anda tak mengetahuinya atau tak ada yang memberitahukannya pada anda maka mungkin anda akan merasa sebagai seorang yang memiliki kebebasan penuh dalam kehidupan ini, dan lalu mungkin anda akan membuat beragam rancangan dan rencana demi rencana demi untuk hari esok yang anda bayangkan masih panjang

Contoh lain : setiap hari anda pergi ke tempat kerja dengan melewati sebuah tempat yang penuh semak belukar tetapi anda merasa bebas melewatinya tanpa memiliki perasaan takut apapun.nah suatu hari ada yang memberitahu anda bahwa ditempat yang biasa anda lewati itu dahulu pernah ditanam beberapa ranjau darat yang diperkirakan masih aktif dan bisa meledak bila kebetulan tersentuh oleh kaki, maka setelah anda ‘tahu’ akan hal seperti itu apa efeknya bagi perasaan anda (?) … setelah anda tahu bahwa pada tempat yang biasa anda pijak itu terdapat ranjau yang masih aktif - yang masih bisa meledak maka perasaan bebas yang biasa anda rasakan tatkala anda melewatinya pasti akan hilang seketika ketika anda kembali melewati tempat itu

Mengapa para nabi tak ada yang menjadi motivator faham liberalisme atau kebebasan yang tanpa batasan misal (?) … sebab para nabi telah di kungkung oleh ilmu pengetahuan tentang hakikat kehidupan, bandingkan dengan orang orang yang tidak mengetahui dan lalu mereka berkhotbah tentang ‘kebebasan yang tanpa batas’

Bayangkan, ada utusan Allah yang melalui pengalaman gaib (bagi kita) diberi kesempatan melihat suasana alam akhirat kelak, kepadanya diperlihatkan suasana ketika manusia tengah di siksa di neraka jahannam dengan beragam jenis siksaan dan kesakitan yang di alaminya

Nah bayangkan,ketika sang utusan Allah itu kembali ke alam dunia dan menjalani kehidupan keseharian sebagaimana biasanya,maka apakah ia akan bisa terobsesi oleh faham ‘liberalisme’ misal,… pasti tidak bukan, .. itu karena beliau telah ‘tahu’ - telah memiliki ilmu pengetahuan tentang apa itu hakikat hidup yang sebenarnya

…………

Jadi ada hubungan yang paralel antara kebebasan dan ke tidak tahu an dan antara ketidak bebasan dan ‘ke tahu an’ atau ilmu pengetahuan. manusia merasa ‘bebas’ kala ia belum tahu atau belum memiliki ilmu pengetahuan tetapi setelah manusia tahu - memiliki ilmu pengetahuan maka kebebasan itu lantas menjadi hilang.jadi manusia mencari ilmu pengetahuan apakah hakikatnya sebenarnya untuk mengenal dimensi ketidak bebasan nya sendiri (?)

Takdir adalah suatu yang luput dari ilmu pengetahuan manusia,tak ada ilmu pengetahuan yang bisa menguak rahasia takdir tiap orang per orang.lalu mengapa takdir tiap manusia Tuhan sembunyikan (?) … tiada lain mungkin salah satu tujuannya agar manusia ‘merasa bebas’ : bebas dalam merancang,bebas dalam berusaha,bebas dalam menata masa depannya,merasa bebas dalam menentukan nasibnya,dan beragam bentuk kebebasan lainnya

Sebab, bayangkan bila kepada tiap manusia Tuhan beritahukan takdirnya masing masing maka otomatis tak ada seorangpun di dunia ini yang merasa hidup sebagai makhluk yang bebas.kita merasa bebas sebenarnya karena kita tidak tahu takdir kita masing masing (!)

…………….

Sebab itu bila sampai saat ini masih saja ada yang berkoar koar soal ‘liberalisme’- kebebasan tanpa batas maka … biarkanlah,…. karena mereka hanya sekedar mengungkapkan isi hatinya belaka yang dilandasi oleh ‘ ke tidak tahu an’ nya sebab bila kelak mereka telah ‘tahu’ maka mustahil dalam hati mereka ada perasaan bebas tanpa batas,… biarkan mereka menikmati ketidaktahuannya … sebelum mereka tahu dan lalu hilang perasaan ‘liberal’ nya

Sebab itu intisari yang hendak disampaikan sebenarnya simpel saja : KITA MERASA BEBAS SEBENARNYA KARENA KITA … TIDAK TAHU (!)

Dan sebab itu setelah membaca tulisan seperti ini maka sepertinya kita akan faham bahwa dalam kehidupannya manusia akan senantiasa dihadapkan pada dua pilihan antara : apakah akan memilih ‘tidak tahu’ dan lalu dalam perasaan kita akan tumbuh perasaan bebas yang tanpa batas ataukah memilih mencari ‘tahu’ dan risiko nya akan sadar bahwa kebebasan yang manusia miliki demikian terbatas nya (?)

…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline