Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Ilustrasi gambar by mediaindonesia.com | ilustrasi sebuah keadilan dimana tajam kebawah dan tumpul keatas. Jum'at 21/10/2022
Saat ini, muara pinta jangan sampai pudar!
Waktu kian hari kian lengang, namun terbesit suatu kisah nan membuat tercengang.
Merebaknya suatu fenomena keadilan yang semakin enyah entah kemana, bahkan bisa jadi berpihak pada orang yang bergelimang harta dan berkuasa
*******
Sebenarnya yang ku perbincangkan bukanlah suatu pena maupun pensil.
Pasti banyak tangisan relungan yang terpendam dibalik jernihnya sebuah kaca pembatas, namun hanya bisa berangan angan namun tidak bisa apa apa.
***
Ada yang berbahagia diatas penderitaan orang lain seperti melempar batu sembunyi tangan, namun ada juga berjuang mati-matian menegakkan keadilan bagi dirinya.
******
Teringat kah? Teringat kah kisah seorang mengais rezeki dengan mengambil sepotong kayu, sedikit saja untuk bisa kelangsungan hidup, namun ruangan jeruji didapatnya. Masih ingatkah?
Masih ingatkah? Seseorang yang mengais rezeki dengan meraup pundi-pundi untuk kesenangan dirinya. Iya. Di hukum... namun kemewahan masih bergelimpangan pada dirinya. Orang dalam.
Meruncing kebawah, memang terpatri rasa hati yang tercabik...
Tumpul keatas, tergerak hati tuk menerka-nerka dan mengulik...