Kegiatan Minggu pagi atau sering disebut sunmor belakangan ini ramai diperbincangkan karena keberadaannya yang hendak dipindahkan oleh pihak kampus UGM ke Jl. lingkar timur UGM (Karangmalang), hal ini jelas menuai pro dan kontra dari pedagang yang berjualan di kawasan tersebut. Sebagian dari pedagang tersebut enggan dipindahkan, karena bagi mereka penghasilan yang mereka dapat di kawasan tersebut lebih banyak daripada berjualan di Jl. lingkar timur UGM (karangmalang). Akan tetapi tidak sedikit pula pedagang yang pasrah kepada aturan karena ingin mencari aman dan memikirkan rasa toleransi dengan syarat sarana-prasarana di tempat yang baru terpenuhi dengan baik, sehingga pedagang nyaman dan pembeli pun juga nyaman. Dari hasil rapat dan negosiasi yang dilakukan oleh UGM dengan perwakilan dari pedagang HIMPA (Himpunan Paguyuban Pedagang Sunday Morning) selama kurang lebih 3 bulan terhitung dari akhir bulan september 2013 akhirnya UGM sepakat untuk benar-benar memindahkan kegiatan Sunday Morning ke Jl. lingkar timur UGM (karangmalang), hal tersebut disampaikan kepada semua pedagang yang hadir pada rapat pertemuan antar pedagang dan pengurus HIMPA di PUJALE UGM pada hari sabtu, 4 Januari 2014 pukul 09.00 , dan rapat dimulai pada pukul 11.00 hingga sekitar pukul 13.00 WIB WIB pada saat rapat berlangsung banyak pedagang yang menyampaikan aspirasinya dengan menolak kesepakatan tersebut, panitia HIMPA pun merasa kecewa terhadap sikap pedagang yang nekat, HIMPA yang di ketuai oleh Bp Riko Afrianto, SEI sempat akan membubarkan diri apabila banyak pedagang yang keberatan dengan cara kerja HIMPA yang sekedar menjembatani antara UGM dan pedagang. Tetapi banyak pedagang yang membela HIMPA sehingga kepengurusannya tidak jadi dibubarkan. Kebanyakan yang kontra dengan keputusan UGM diduga akibat provokasi dari “raja” baru di kawasan tersebut, tidak sedikit orang dalam yang menjual lahan untuk berjualan kepada pedagang, bisa dibilang “uang keamanan”, para “raja” tersebut melakukan provokasi terhadap pedagang yang menyewa lapak/lahannya karena takut akan kehilangan penghasilan apabila kegiatan Sunday morning akan dipindahkan, karena apabila itu terjadi maka kepengurusannya pun akan berubah dan “raja” tersebut tidak punya hak untuk meminta pungutan “liar”. Keputusan sementara adalah pedagang sementara diminta libur berjualan karena rencananya pada hari Selasa, 7 Januari 2014 hendak dilaksanakan pertemuan akbar antara Pihak UGM dengan seluruh pedagang Sunday Morning untuk membicarakan masalah ini lebih rinci mengenai visi-misi dipindahkannya kegiatan Sunday Morning, sehingga tercapai kata mufakat dengan damai tanpa adanya selisih paham. Tapi tidak semua pedagang yang setuju , ya pedagang yang mendapat provokasi dari “raja” tersebut yang akan nekat berebut lahan pada Minggu, 5 Januari 2014 ini. Bisa dibilang pedagang Sunday morning sudah terbagi menjadi dua kubu, kubu nekat dan kubu aman. Malam minggu tanggal 4 Januari 2014 beberapa pedagang nekat sudah mulai memasang tenda atau menandai lahannya yang hendak di gunakan untuk berjualan pada pagi harinya, kegiatan pasang tenda tersebut disepakati akan dilakukan mulai pukul 23.00 WIB. Tidak heran apabila banyak pedagang nekat yang melakukan hal tersebut karena mungkin merka banar-benar sudah menggantungkan mata pencahariannya dengan berjualan setiap hari Minggu di kawasan tersebut yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan maupun warga sekitar yang sekedar berjalan-jalan di kawasan UGM dan sekitarnya. Maka mulai tanggal 5 Januari 2014 sampai seterusnya para pedagang sudah harus meninggalkan tempat yang lama dan pindah ke tempat yang sudah disediakan. Seharusnya pihak UGM bertanggung jawab dengan pemindahan yang hendak dilakukan dengan memenuhi syarat yang sebelumnya sudah diminta oleh pedagang agar tidak ada pihak yang merasa dirugiakan oleh pengalihan lahan jualan bagi pedagang Sunday Morning sehingga kegiatan rutin kampus UGM yang akan di Launching tanggal 5 Januari 2014 dapat berlangsung dengan baik dan kegiatan Sunday morning pun dapat berjalan dengan baik dan damai.