Lihat ke Halaman Asli

Umi Hamidatusyarifah

Mahasiswi Universitas Islam Majapahit

Apakah "Sok Dekat" dengan Dosen Bisa Mempengaruhi Tingginya Nilai IPK? Antara Harapan dan Realitas

Diperbarui: 15 Februari 2024   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kedekatan dengan dosen seringkali dianggap sebagai faktor yang potensial dalam mempengaruhi tingkat keberhasilan akademis dan, khususnya, nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) seorang mahasiswa. Harapannya, hubungan yang akrab dan berinteraksi dengan dosen dapat membuka pintu untuk pemahaman lebih mendalam terhadap materi, mendapatkan bimbingan khusus, dan meningkatkan performa akademis secara keseluruhan. Meskipun idealnya begitu, realitas di lapangan bisa jadi berbeda, sebagaimana yang dapat tercermin dari pengalaman pribadi saya selama beberapa semester.

Dalam beberapa kasus, sok dekat dengan dosen tidak selalu menjadi kunci kesuksesan akademis. Meskipun terjalinnya hubungan yang baik, kadang-kadang hal tersebut tidak secara otomatis berdampak positif pada peningkatan nilai IPK. Faktor lain seperti kompleksitas materi pembelajaran, tekanan jadwal, absensi kehadiran, kelengkapan tugas dan peran mahasiswa dalam pengelolaan waktu juga turut berperan dalam menentukan prestasi akademis.

Terkadang, kendati telah terbangun kedekatan dengan dosen, keberhasilan akademis tetap bergantung pada inisiatif dan upaya personal mahasiswa. Dosen dapat memberikan bimbingan dan dukungan, namun mahasiswa tetap harus memiliki kedisiplinan dan motivasi untuk belajar secara mandiri. Jika tidak, walaupun hubungan dekat terjalin, hasil akademis tidak selalu mencerminkan potensi yang sebenarnya.

Penting juga untuk mencermati apakah kedekatan dengan dosen bersifat tulus atau hanya bersifat formalitas semata. Beberapa mahasiswa mungkin merasa perlu "sok dekat" untuk mencapai keuntungan tertentu, seperti pengaruh dalam penilaian atau rekomendasi pekerjaan di masa depan. Namun, taktik semacam ini seringkali tidak berhasil dalam jangka panjang, karena dosen cenderung dapat memahami apakah hubungan tersebut dibangun atas dasar tulus atau hanya untuk kepentingan tertentu.

Pada konteks ini, dalam pengalaman pribadi saya menunjukkan bahwa kesuksesan akademis lebih dari sekadar kedekatan dengan dosen. Memahami materi, berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, dan menjaga keseimbangan antara kegiatan internal dan eksternal juga menjadi faktor penentu. Oleh karena itu, meskipun penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan dosen, tetap dibutuhkan komitmen dan usaha mahasiswa sendiri untuk mencapai tingkat keberhasilan akademis yang diharapkan.

Terlepas dari seorang mahasiswa sebagai Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK) yang memiliki kedekatan khusus dengan dosen, kenyataannya mencapai nilai A tidak selalu menjadi pencapaian yang mudah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan seorang PJMK mendapatkan nilai dibawah rata-rata karena faktor-faktor tertentu, misalnya tugas yang tidak terpenuhi dengan baik atau sering absensi. Pengalaman pribadi dan cerita dari teman-teman menunjukkan bahwa keakraban dengan dosen tidak selalu menjadi faktor penentu utama kesuksesan akademis. 

Dengan demikian, sementara kedekatan dengan dosen dapat berperan sebagai faktor pendukung, harus diakui bahwa tidak ada jaminan kesuksesan akademis mutlak melalui hubungan semacam itu. Mahasiswa perlu mengembangkan kemandirian, ketekunan, dan dedikasi terhadap pembelajaran untuk mencapai nilai IPK yang memuaskan, tanpa hanya bergantung pada kedekatan dengan dosen semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline