Lihat ke Halaman Asli

uhan subhan

penikmat buku dan traveling

Puisi | Banten: Menghitung Mundur

Diperbarui: 11 Juli 2024   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wikipedia

3/
dari timur ke barat
perjalananku senantiasa tersesat
ke sawah-sawah yang sekarat
ke sungai-sungai yang hitam pekat

o, waktu bergulir serupa dadu
sia-sia kuburu rindu
di jalan-jalan tanpa rambu,
gersang, dan penuh debu

selamat datang
wahai, anak malang

.

2/
dari utara ke selatan
kenanganku senantiasa berguguran
di tembok-tembok elit perumahan
di etalase-etalase seksi pertokoan

o, masa berlari dalam gesa
hingga tiada lagi kutemukan asa
di balik reruntuk kejayaan bangsa
yang gigih menolak binasa

selamat datang
wahai, anak pecundang

.

1/
dari jengkal ke jengkal
cintaku senantiasa terjungkal
dibelit syahwat penguasa sundal
ditampar pendekar abal-abal

o, banten yang udzur
kian cepat kuhitung mundur
untuk segera tersungkur
di lubang kubur

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline