Lihat ke Halaman Asli

Gatot Purwanto

Belajar Tiada Batas

New Normal dan Peran Penting Masyarakat di Dalamnya

Diperbarui: 2 Juni 2020   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa pekan ini, marak terdengar istilah new normal disekitar kita., seperti yang disampaikan oleh Achmad Yurianto, Juru Bicara Penanganan Covid-19 dalam salah satu press conference perkembangan penanganan Covid-19 mengatakan, masyarakat harus menjaga produktivitas ditengah pandemic virus corona Covid-19 dengan tatanan baru yang disebut new normal.

"sekarang satu-satunya cara yang kita lakukan bukan dengan menyerah tidak melakukan apapun, melainkan kita harus jaga produktivitas kita agar dalam situasi seperti ini kita produktif namun aman dari Covid-19, sehingga diperlukan tatanan yang baru," (Kamis, 28 Mei 2020)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesai (KBBI), Normal adalah menurut aturan atau menurut pola yang umum; sesuai dan tidak menyimpang dari suatu norma atau kaidah; sesuai dengan keadaan yang biasa; tanpa cacat; tidak ada kelainan.

Sedangkan new, seperti yang kita ketahui bersama merupakan kata dalam bahasa inggris yang berarti 'baru'.

Sehingga apabila secara sederhana kita gabungkan memiliki makna sebagai aturan-aturan atau menurut pola yang umum yang 'baru'; atau sesuai dan tidak menyimpang dari suatu norma atau kaidah yang 'baru'.

Sebelum menerapkan new normal secara keseluruhan, kita harus memahami terlebih dahulu kondisi-kondisi normal tersebut.
Sebelum pandemi covid-19, kehidupan yang kita jalani sehari-hari adalah kebiasaan yang normal, yang sudah berlangsung dengan sangat lama. Dalam lingkup individu, kenormalan tersebut kita alami dalam suasana saling berjabat tangan, berkomunikasi dan berinteraksi sosial tanpa jarak, tidak menggunakan masker, tidak secara rutin menggunakan hand sanitizer atau mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir

Sedangkan dalam hubungannya dengan interaksi antarindividu, pertemuan-pertemuan yang biasa dihadiri banyak orang misalnya jual beli di pasar atau di mall, ojol membawa penumpang,  rapat, ronda malam, senam bersama atau bahkan kerja bakti sering kita temui. Kongkow atau diskusi di warung kopi hingga aktivitas ibadah bersama adalah hal yang jamak kita temui dan menjadi sebuah rutinitas yang kita lakukan bersama. Tentu saja masih banyak kondisi-kondisi normal yang lain yang berada di kehidupan keseharian kita.
Namun kondisi saat ini sangatlah berbeda. 

Untuk saat ini, dimana pandemic belum berakhir dan belum bisa dipastikan kapan pandemic ini berakhir kita sudah harus mampu berbuat bijak dengan secara perlahan menerapkan new normal dalam lini kehidupan kita.


Dalam teori sosiologi, new normal ini dapat disebut sebagai perubahan sosial budaya, perubahan-perubahan yang merubah tatanan kehidupan sosial budaya  masyarakat, yang menyasar semua lini kehidupan masyarakat.

Selama vaksin Covid-19 ini belum ditemukan masyarakat berperan sebagai objek sekaligus subjek dari perubahan ini. Masyarakatlah yang terkena dampak terbesar dari adanya pandemic Covid-19 ini namun masyarakat pula lah yang berperan besar dalam mengatasi dampak pandemi ini.


Masyarakat dapat berperan aktif dalam mengatasi dampak pandemi ini dengan menerapkan konsep new normal dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik masyarakat yang unggul yang dimiliki oleh bangsa ini adalah masyarakat sebagai paguyuban. Semua bersatu padu, bergotong royong, saling mengingatkan, dan saling membantu satu sama lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline