Lihat ke Halaman Asli

Maiton Gurik

Pegiat Literasi Papua | Deputi Peace Literacy Institute Indonesia | CEO & Founder: Lembaga Riset Ekonomi Politik (Lempar) Papua |

Bangunlah Basis Literasi Kreaktif

Diperbarui: 28 Mei 2023   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Generasi Papua harus mempunyai kecerdasan tinggi (setinggi gunung siklop atau setinggi-tingginya gunung Jayawijaya). Generasi ini harus secara terus menerus mengembangkan intelektualitasnya atau membangun kemampuan intelektual literasi secara aktif dan kontinyu. Dengan itu, generasi Papua selalu bersikap terbuka.

Cara berpikir kreaktif akan tumbuh apalagi generasi Papua bersikap terbuka pada stimulus (perangsang) baik didalam diri maupun terhadap lingkungan. Sikap terbuka kita dapat mengembangkan dengan memperluas minat baca yang tinggi dan wawasan yang luas. Sikap bebas, otonom dan percaya diri juga harus dimiliki oleh generasi milenial Papua.

Sebab, berpikir secara kreaktif membutuhkan kebebasan dalam berpikir dan berekspresi. Juga memerlukan kemandirian berpikir, tidak terikat pada otoritas dan sistem sosial-politik yang ada. Yang terpenting adalah generasi Papua percaya pada kemampuan diri sendiri, itu modal basis literasi yang kreaktif.

Kita yang mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi, seringkali menghasilkan pemikiran, teori atau gagasan yang luar biasa, aneh, terkadang dianggap tidak rasional. Bahkan, karena keluarbiasaan itu, tidak sedikit orang kreaktif dianggap 'gila'. Banyak filsuf yang kita temui dan baca pemikiran mereka, termasuk filsuf modern yang Indonesia punya seperti, Rocky Gerung juga banyak orang anggap ia 'gila' karena cara berpikir yang luar biasa diluar.

Hal ini persis yang disampaikan, Jalaluddin Rakhmat; 'ada kesamaan terhadap orang kreaktif dan orang gila', karena cara berpikir nya tidak konvensional. Bedanya orang kreaktif mampu melakukan loncatan pemikiran yang menimbulkan pencerahan atau pemecahan masalah, sementara orang gila tidak mampu melakukan nya.

Jadi, semakin kita kreaktif semakin banyak dipikirkan oleh banyak orang, semakin banyak juga mendapatkan alternatif penyelesaiannya. Kira-kira seperti itu, kalau kita menganalisis dari pemikiran diatas.

Artinya, berpikir dan berteori merupakan instrumen psikis paling penting dalam diri kita, terutama dalam diri generasi Papua. Generasi Papua berpikir, mengelola emosi dan integritas yang baik, dapat lebih mudah mengatasi berbagai masalah yang terjadi diatas tanah Papua.

Karena itu, kerjakanlah yang terbaik buat kemanusiaan, kalau ternyata kita tidak tahu atau sedikit mendekati tahu, tipis-tipis tahu bahwa kiamat ternyata akan datang dini hari atau esok pagi atau entah kapan, tiada kata terlambat untuk menanam peradaban bagi tanah Papua dan orang Melanesia. Semoga!

Holandia, 26 Mei 2023. Maiton Gurik, Pedagang Buku & Pengiat Literasi Papua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline