Lihat ke Halaman Asli

Belum Bisa Berlabuh

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tini adalah secercah nyala di kegelapan yang amat luas. Seperti harapan, dia menentramkan. Ketentraman ini dirasakan Udo daripadanya. Setelah ditolak oleh Yanti beberapa waktu yang lalu, dia sempat mengalami kekecewaan dan bagai hilang harap. Lalu bidadari itu hadirlah, membawa semangat yang membangunkan dia dari keterpurukan. Mengembalikan statusnya sebagai 'Penyair Dari Harapan yang Lama Hilang', sebuah simbol dari belantara kampung syair Utan Tua.


Langkah Udo terayun ringan menuju Pet-House di mana Tini bekerja sebagai seorang asisten perawat. Saat dia sampai, gadis itu sedang merawat seekor kucing. Perhatian sekali. Kucing Anggora itu santai saja dielus-elus olehnya, mungkin pula binatang itu merasakan ketentraman yang sama.

"Udo mau disuntik?"

"Untuk apa?"

"Biar enggak kena rabies,"

"Kan ada Tini yang bakal ngerawat?"


Sebuah senyuman terkembang. Sebait senyum yang membawa Udo ke awang-awang. Dia tak tahu apa yang membuatnya jadi seperti itu. Sebuah perasaan yang begitu sulit untuk dipahami.


Dari meja resepsionis, sebuah lagu dari kelompok musik Padi terdengar manis mengisi suasana.


"Dari jauh lubuk hatiku

Jiwaku resah mencari tahu

Apa yang sedang kurasakan kini"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline