Rantau Badauh, Barito Kuala - Pertanian jeruk siam di Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, sering menghadapi masalah kebakaran lahan yang mengancam produktivitas dan keberlangsungan usaha. Dalam upaya mengatasi tantangan tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-PI) bersama mitra UD. LiMa, yang dipimpin oleh Bapak Anang Firmansyah, telah melakukan identifikasi masalah dan merumuskan solusi inovatif berbasis teknologi Internet of Things (IoT).
Mengapa Kebakaran Menjadi Masalah?
Musim kemarau sering menyebabkan kebakaran hutan yang merembet ke lahan pertanian jeruk siam. Akibatnya, 175 dari 350 pohon jeruk siam mengalami kerusakan dan kematian. Kerugian ini tidak hanya mengurangi hasil panen tetapi juga meningkatkan biaya operasional karena penanaman ulang pohon.
Kebakaran Hutan/Lintas Nasional
Solusi Inovatif: Teknologi Monitoring Kebakaran Berbasis IoT
Tim PKM-PI mengusulkan penerapan alat monitoring kebakaran berbasis IoT yang menggunakan sensor Gravity: Analog Flame Sensor untuk mendeteksi kebakaran dalam radius 10-20 meter. Alat ini dipasang di sudut-sudut lahan dengan sistem sprinkler yang diatur setiap 15-30 meter untuk membasahi lahan saat kebakaran terdeteksi. Teknologi ini memungkinkan pemantauan real-time.
Keberlanjutan Program dan Pelatihan
Program ini tidak berhenti pada implementasi awal. Tim PKM-PI akan memberikan pelatihan berkala kepada anggota kelompok pertanian jeruk siam di UD. LiMa untuk memastikan mereka mahir menggunakan teknologi ini. Diharapkan, petani dapat mengadaptasi teknologi ini untuk meningkatkan hasil panen dan mengurangi risiko kebakaran.
Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi
Dengan adanya teknologi monitoring kebakaran dan pemadaman api berbasis IoT, proses produksi pertanian jeruk siam di UD. LiMa akan lebih efektif dan efisien. Implementasi ini diharapkan dapat mengurangi kejadian kebakaran lahan dan meningkatkan hasil produksi, terutama di musim kemarau.
Manfaat Program