Lihat ke Halaman Asli

ERWIN BUNGA SAPAN

DOSEN DAN KONTEN CREATOR

Falsafah Toraja, Tallu Lolona dalam Keselarasan dengan Alam

Diperbarui: 13 Januari 2023   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Wikipedia

Dalam The Reality of Faith, Bernard Meland menggambarkan budaya sebagai manusia yang berkembang dari struktur dan ruang yang ada, dan menjadi cara hidup yang terorganisir secara nyata dalam aktivitas imajinatif dan kreasi manusia yang terlihat melalui seni dan kerajinan, arsitektur, furnitur, dan adat istiadat. , pakaian. , bahasa dan upacara, baik publik maupun privat, sebagai bagian dari aktivitas keagamaan atau politik.  

Budaya memberikan arah karena aspirasi dan kebiasaan pendidikan, serta gagasan dan praktik keagamaan, membentuk perilaku sosial masyarakat.  Hubungan antara manusia dengan makhluk dan makhluk lain adalah hubungan pribadi, hubungan kasih dan persaudaraan.   ketidakharmonisan hubungan antara manusia, hewan dan tumbuhan dapat menimbulkan dampak negatif yaitu berkurangnya hasil panen dan ternak.  

Oleh karena itu, suku Toraja harus menjaga hubungan yang serasi dan timbal balik dengan hewan dan tumbuhan sebagai hubungan subjek-subjek dalam hubungan saudara berdasarkan ajaran dan kebenaran turun-temurun Aluk.  

Dalam konteks ini, manusia tidak boleh mengeksploitasi hewan dan tumbuhan secara sewenang-wenang dan rakus Manusia tidak boleh membunuh hewan secara berlebihan untuk visibilitas dan popularitas mereka sendiri dan penebangan liar yang tidak terkendali.  Perbuatan berlebihan berdasarkan keserakahan menimbulkan ketidakharmonisan baik secara horizontal antara manusia dengan makhluk lain maupun secara vertikal antara manusia dengan Sang Pencipta.  

Tallulolona merupakan falsafah hidup yang dianut oleh nenek moyang masyarakat Toraja secara turun-temurun dan berabad-abad. Tallulolona mengungkap awal kehidupan suku Toraja dalam kaitannya dengan alam semesta dan hewan yang harus dijaga manusia agar keharmonisan semesta selalu muncul. Memahami tradisi Toraja bahwa manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan menganggap nenek moyang mereka bersaudara. 

Dalam proses penciptaan Yang Maha Kuasa, mereka diciptakan dari sumber yang sama, yang dalam istilah Toraja disebut 'Sauan Sibarrung', yaitu sangserekan (saudara). Artinya manusia, hewan dan tumbuhan adalah bersaudara dalam penciptaan Puang Matua. Oleh karena itu, manusia harus menjaga kelangsungan hidup saudaranya demi menjaga keharmonisan alam semesta. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline