Lihat ke Halaman Asli

Ahimsa for Peace

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


“Kebenaran adalah agamaku dan Ahimsa adalah satu-satunya jalan merealisasikannya.”

(All religions are true ; Mahatma Gandhi)

Umat beragama saat ini seolah tidak menemukan Tuhan dalam dirinya. Hari ini, agama dijadikan alat oleh orang-orang yang punya kepentingan tertentu, selain itu agama dijadikan alat untuk melancarkan kekerasan kepada sesama manusia. Agama yang seyogiyanya menghantarkan manusia kepada Tuhannya Yang Maha Kasih ternyata hanya terhenti pada pemaksaan kehendak saja. Sehingga menimbulkan konflik dimana-mana yang mengatasnamakan Tuhan. Dalam pepatah India kuno dikatakan, “tiada hukum di atas prinsip tanpa kekerasan”.

Konsep tanpa kekerasan (non-violence) sendiri sebenarnya telah diajarkan sekaligus diterapkan oleh Mahatma Gandhi dalam upaya memerdekakan India. Kontribusi terbesar yang telah diberikan Gandhi kepada kemanusiaan adalah pesannya tentang nir-kekerasan sebagai jalan perdamaian, keadilan dan Tuhan. Gandhi sangat serius ketika menghayati perintah-perintah suci dari Injil bahwa “Kamu tidak boleh membunuh” dan “Cintailah musuh-musuhmu”. Dia memandang bahwa ajaran ini parallel dengan tradisi Hindu tentang ahimsa (tidak boleh membunuh).

Dalam jalan inilah, Gandhi berdiri di panggung dunia sebagai seorang nabi dan utusan, rasul dari Tuhan untuk menceritakan kepada kita bahwa Tuhan adalah nir-kekerasan dan Gandhi menerapkan penolakan kekerasan terhadap hati dan hidupnya. Terbukti dengan sebuah konsep ahimsa yang telah mendarah-daging dalam diri Gandhi telah bisa melunakkan hati Afrika Selatan, India bahkan dunia. Hal ini akhirnya menafikan bahwa untuk mancapai sebuah perdamaian adalah perang atau mengangkat senjata. Tetapi, Gandhi mempunyai pemikiran bahwa nir-kekerasan bukanlah sekedar penolakan untuk membunuh. Nir-kekerasan adalah sebuah aksi atau tindakan cinta kasih dan kebenaran sebagai kekuatan positif untuk mewujudkan perubahan sosial.

Hari ini, dimana darah manusia masih tumpah ruah dimana-mana sosok Mahatma Gandhi dengan konsep ahimsa-nya sangat dirindukan dunia untuk mencapai sebuah perdamaian.


"Perdamaian itu terjadi diantara kalangan yang mengenal adanya Tuhan dan kasih"

- K.H.Abdurahman Wahid -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline