Lihat ke Halaman Asli

Aku, Dia, dan Tuhan (kami)

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi kemarin, seperti biasa, sebagai manusia modern, yang paling pertama aku lakukan adalah mencari HandPhoneku yang sudah aku tinggal semalaman dengan charger-nya.
Tidak lama setelah HandPhoneku menyala, ada sebuah pesan dari teman Nasrani (salah satu peserta Peace Camp) yang berisi hasil "saat teduh" ia pagi ini.
Di dalam pesan tersebut berisi.

Dalam Korintus 5:17 dikatakan bahwa kalau kita percaya kepada Allah berarti kita harus hidup menurut kehendak-Nya dan dekat kepada Allah dengan membaca firman-Nya, melakukan firman-Nya, mengandalkan Allah dalam melakukan kehendak-Nya, dan Allah juga bersabda: "Berdamailah dengan Allah dan bawalah perdamaian itu kepada sesamamu".

Dalam renungannya pagi ini, dia berkomitmen untuk berdamai dengan salah seorang temannya yang pernah membuatnya kesal, dan lebih lanjut dia ingin lebih memperdulikannya orang di sekitarnya dengan pertolongan Allah, tentu saja.

Dan di akhir pesannya, dia berharap semoga bisa menjadi hikmah buat kita bersama (termasuk aku sendiri).

Dalam hati aku sangat bersyukur punya teman seperti dia.
Bagai melodi dalam sebuah simfoni yang punya banyak ragam nada yang berbeda namun saling melengkap satu sama lain.

Aku dan Dia pun saling melengkapi..

dan aku berhdarap semoga dia saat ini menikmati harinya 

tentu saja.

Lanjut pada hari,

Kembali di pagi kedua, aku kembali mendapat pesan dia lagi.

Kali ini dengan surat dan ayat yang berbeda.
Di waktu yang hampir sama dengan hari kemarin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline