Wanita itu makhluk Tuhan yang paling seksi. Itu menurut lirik sebuah lagu.
Setiap bagian tubuh dari wanita adalah keindahan. Betul apa betul? Banyak metafora dari bagian tubuh yang telah dirangkai oleh para pujangga. Salah satunya adalah kaki panjang nan jenjang yang pastinya dipunyai para catwalkers. Dan dari bagian kaki ini, adalah betis, yang dalam tulisan ini saya ingin berbagi bahwa Kitabullah, Qur'an menyoal juga soal betis ini. Hmhhh, betis yang "ngaborelak" indah ketika tersingkap dari para catwalkers ternyata berlawanan dengan pengertian betis dalam Qur'an.
Yuk kita mulai...
"Tamiang meulit ka bitis", satu ungkapan dari orang Sunda, soal betis. Ungkapan lain adalah "Murag bulu bitis". Dalam bahasa Melayu, kita punya peribahasa yang juga menggunakan kata betis: "Diberi betis hendak paha" atau "Dikacak betis sudah bak betis, dikacak lengan sudah bak lengan".
Dari ungkapan dan peribahasa yang mengandung kata betis sebagaiman telah dituliskan di atas, betis menyimbolkan pertahanan diri dalam peribahasa "tamiang meulit ka bitis', Betis sebagai simbol kenyamanan dari sebuah perjalanan dalam ungkapan "murag bulu bitis". Betis juga berarti kepantasan dalam ungkapan diberi betis hendak paha, dan simbol kekuatan untuk contoh peribahasa terkahir.
Nah, menarik bagi saya, kata betis juga ada dalam Kalam Ilahi, yang terkumpul dalam satu Kitab Suci, Qur'an.
Pertama, terdapat dalam peristiwa kunjungan Ratu Bilqis ke dalam istana N. Sulaiman. Sebagai response kekagetan atas apa yang akan dia akan injak, maka Ratu Bilqis menyingkapkan kedua betisnya, seperti dijelaskan dalam dalam QS 27:44: "...dan disingkapkannya kedua betisnya."
Berikutnya dalam QS 68: 42, kembali ungkapan "menyingkap betis" terulang.
"Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa..."
Terakhir, kata betis dapat anda temukan dalam QS 75:29, soal pertautan kedua betis:
"Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)."