Lihat ke Halaman Asli

Udik Riyanto

Guru/Kepala Sekolah/SMP Islam Al Azhar 50 Sragen

Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Menulis Pantun Melalui Model Problem Based Learning

Diperbarui: 3 Desember 2023   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran yang berkualitas dan baik pasti perlu sebuah perencanaan yang baik dan matang. Setiap guru dalam menyiapkan pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran pasti menghadapi situasi dan permasalah yang beragam. Berbagai praktik baik perlu dilakukan setiap guru dalam memperbaiki proses pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran. Tentunya permasalahan dalam pendidikan menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai pendidik di sekolah untuk mendidik dan membimbing peserta didik dalam belajar. Peran guru menjadi faktor utama berhasil atau tidaknya sebuah proses pembelajaran. Oleh karena itu, berbagi praktik baik perlu kita lakukan setiap saat demi perbaikan kualitas pembelajaran.

Masalah motivasi peserta didik dalam menulis pantun merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas menulis pantun. Motivasi yang rendah dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun, di antaranya peserta didik kurang tertarik dengan pantun karena susah dipahami dan kurang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dari permasalahn ini, guru masih perlu banyak memberikan motivasi kepada peserta didik tentang manfaat menulis pantun untuk menyampaikan nasihat-nasihat bijak dan menerapkan inovasi pembelajaran agar peserta didik termotivasi dalam belajar.

Fitriani (2017) mengungkapkan tugas utama guru adalah menciptakan suasana belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat, sehingga akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar yang optimal. Pencapaian prestasi siswa tidak akan terlepas dari peran guru. Guru berperan tidak hanya sebagai sumber informasi yang utama, melainkan guru sebagai motivator, dan fasilitator. Untuk memantik motivasi siswa menulis pantun, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan motivasi siswa dengan cara membuat siswa aktif di kelas. Dalam hal ini, selama pembelajaran berlangsung, guru harus aktif memberikan pertanyaan yang memancing pemikiran siswa sehingga siswa mendapat pengalaman dari pembelajaran, memberikan motivasi bagi siswa, bahwa menulis itu mudah, memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaanya.

Motivasi dalam menulis pantun itu butuh inspirasi yang kuat. Hal ini menjadi tantangan bagi guru dalam menyiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran. Guru harus berkenan dengan ditil menyampaikan tentang materi menulis pantun. Guru harus memberi motivasi, meberikan bahan bacaan yang berdiferensiasi untuk peserta didik, dan guru harus tahu apa yang dibutuhkan peserta didik. Jadi guru harus memberi materi ajar dan media yang bagus dan inovatif agar motivasi peserta didik meningkat.


Dari permasalah yang dihadapi guru tersebut maka perlu langkah-langkah aksi nyata yang perlu dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan peserta didik dalam menulis pantun. Selain itu, penyiapan modul ajar, bahan aja, media ajar, LKPD dan refleksi evaluasi pembelajaran juga menjadi keharusnya yang perlu disiapkan dengan matang. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menerapkan model problem based learning sebagai cara melakukan inovasi pembelajaran di kelas.

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini. Melalui pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning peserta didik diharapkan dapat memilik pengetahuan utuh (mencakup keaktivan dan kemandirian dalam mengembangkan kemampuan berpikir memecahkan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi dengan rasional dan autentik). (Hermansyah, 2020)


Kamalia, dkk (2023) mengungkapkan bahwa penerapan model problem learning menjadi alternatif pemecahan masalah untuk guru dalam mengajar di kelas karena metode tersebut dapat menggali kreativitas peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi, siswa menjadi lebih mudah untuk mengembangkan ide atau gagasan mereka sendiri. 

Selain itu, Wahyudin (2019) mengungkapkan bahwa keunggulan dari model Problem Based Learning adalah mendorong siswa untuk memandang sesuatu dalam pandangan yang berbeda dan mampu mengembangkan proses berpikir yang kritis dan kreatif.


Setelah melakukan inovasi dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik menulis pantun dengan menerapkan model problem based learning. Hasil pembelajaran dan motivasi peserta didik mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil LKPD, penilaian kognitif, dan keaktifan peserta didik dalam berdiskusi belajar menulis pantun.

Berdasarkan analisis hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan tentang menulis pantun, dari 19 murid yang mengikuti penilaian, diperoleh hasil 79% dengan jumlah 15 murid telah mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu, 21% atau 4 murid belum mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan siswa terkait menulis isi pantun, sampiran, dan menentukan rima/ persajakan pantun menggunaan model Problem Based Learning telah mencapai tujuan pengetahuan yang diharapkan.

Berdasarkan analisis hasil penilaian keterampilan menulis pantun, dapat diketahui nilai rata-rata siswa adalah 95 dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 90. Selain itu, dapat dilihat pula tingkat ketercapaian pada setiap aspek pada rubrik penilain yang telah dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning berhasil meningkatkan keterampilan menulis pantun pada murid kelas VII.

Penerapan inovasi model problem based learning untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam menulis pantun terjadi peningkatan. Peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun dengan model problem based learning terlehity lebih aktif dalam belajar dan diskusi. Dari motivasi yang meningkat berdampak pula pada hasil pembelajaran, baik keterampilan, kognitif, dan sikap. Peserta didik menjadi tertarik dan berinisiatif bekerja dan belajar, menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, dan memotivasi untuk belajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline