Lihat ke Halaman Asli

Jejak Si Udiin

Secuil Catatan Perjalanan Anak Rantau

Tersesat di Pelosok Bali Selama Dua Malam Berbekal Uang 350rb. Bagaimana Saya Bisa Bertahan Hidup?

Diperbarui: 15 Februari 2020   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyebrangan Ketapang Menuju Gilimanuk | Dok. pribadi

Hallo sobat traveller. Sudah pernah ke Bali belum? Sangat disayangkan kalau belum pernah menikmati keindahan pulau dewata ini. Nama ku Udiin. Sering orang menyebutnya jejaksiudiin (Follow instagram @jejaksiudiin) karena kegemaranku mengunjungi tempat baru.

Niatan mengunjungi Bali sudah tertulis di kertas usang catatan 100 impian. Waktu itu ketika aku masih tinggal di Banyuwangi, tepatnya pada 28 Oktober 2018 ingin merasakan dan menikmati keliling Bali dengan bersepeda. 

Singkat cerita kita mulai berangkat menuju Penyebrangan Ketapang mulai jam 17.00 WIB. Yang harus dipersiapkan waktu penyebrangan, tinggal Top Up saldo non tunai BRIZI. Tiketnya sangat terjangkau, sekitar 25K saja waktu itu. Setelah lama mengantri untuk mendapatkan tumpangan, akhirnya dapat kapal very yang baru saja bersandar di dermaga. Menyerbang di pulau Bali memakan waktu 45 menit. Waktu yang lumayan lama karena harus berputar arah untuk menghidari palung laut.

Hari Pertama : Mengunjungi Kute, Waterblow, dan ART.Bali, Panglipuran dan Ubud 

Pantai Kute Bali | Dok. pribadi

Waktu menunjukkan pukul 06.00 WITA. Bergegaslah menuju Pantai Kute yang lokasinya tidak jauh dari tempat kos. Berjalan kaki sembari melihat lalu lalang orang ke pasar. wanita berbusana kebaya putih sibuk menata bunga disudut rumah. Kurang lebih seperti itu keadannya. Pantai masih terlihat sepi pengunjung, ombak juga masih terlihat landai. 

Prosesi Sembayang | Dok. pribadi

Pemandangan yang sangat jarang ku jumpai ketika di Banyuwangi. Muda-mudi berkumpul di tepi pantai sembari memanjatakn do'a. Aku tak heran melihat pemandangan seperti itu, karena memang sudah menjadi tradisi orang Bali. Yang aku kagumi waktu itu, mereka tetap khusuk dan tenanag meski banyak turis lalu lalang berpakaian minimalis. Bahkan mereka tidak merasa terganggu ketika aku mencoba mengabadikan momen ini meski jaraknya sedikit agak mendekat. Ragam budaya Indonesia yang patut kita lestarikan.

Monumen Di Pantai Waterblow | Dok. pribadi

Art.Bali menjadi jujugan ketika ke sana. Tempat berkumpulnya para seniman sebagai ruang publikasi dan edukasi bagi khalayak umum untuk menikmati pameran seni. Setiap bulan tema yang disuguhkan berbeda. Tak jauh dari Art.Bali ada wisata pantai yang indah nan mempesona, yaitu Pantai Waterblow.

Suasa desa di pelisok Bali | Dok. pribadi

Waktu masih menunjukkan 12.00 WITA. Bergegas mengunjungi destinasi selanjutnya. Ubud terkenal dengan keelokan pemandangan terasering sawahnya. Dan itu sangat fenomenal. Perjalanan kurang lebih 1.5 jam dari Waterblow. 

Hanya berbekal google map destinasi apa saja bisa kutemukan dengan mudah. Tapi sayangnya, rute yang kulewati tidak pada umumnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline