Tidak gampang menjadi seorang Direksi BUMN termasuk salah satunya di perusahaan kereta api. Apa yang kita lihat hanya bagian penampilan disaat berkesempatan bertemu sapa dengan para Direksi atau sekedar melihat disaat mereka sedang melakukan inspeksi menggunakan Kereta Inspeksi (Kais) atau disaat mereka tiba di stasiun tujuan selain itu juga disaat ada kegiatan-kegitan baik formal maupun non formal yang melibatkan para Direksi.
Kais sudah ada sebelum era Jonan. Keberadaan Kais menjadi penting manakala setiap pimpinan kereta api beserta jajaran terkait harus turun ke lintas memastikan perjalanan kereta aman, apalagi disaat even-even khusus dimana jumlah penumpang meningkat secara signifikan. Salah satunya pada musim-musim liburan seperti angkutan Lebaran dan Nataru karena penumpang kereta bukan hanya KRL tetapi kereta reguler dari ujung timur Jawa sampai ujung Sumatera bagian utara.
Kais terbaru sudah dilengkapi kamera pemantau rel. Sehingga pengamatan mudah dilakukan. Selama perjalanan menggunakan Kais, para Direksi beserta pimpinan dari pihak-pihak terkait seperti Dirjenka, para Kementerian terkait dapat secara bersamaan dapat melalukan rapat maupun evaluasi di perjalanan.
Secara legal, prioritas jalan bagi pejabat-pejabat negara mendapat ruang dan diatur dalam UU yang mengatur prioritas jalan bagi pejabat negara. Ini bisa kita maklumi karena memang merekalah yang bekerja keras membuat kebijakan yang nantinya kebijakan tersebut bermanfaat bagi lembaga yang dipimpin maupun masyarakat.
Zaman memang telah berubah, saat ini pimpinan bukan saja cukup mendengar laporan permasalahan dari bawah, mereka saat ini dituntut untuk melakukan inspeksi ke lintas. Nah, salah satu fungsi dari kegitan inspeksi adalah memastikan keselamatan perjalanan kereta, memastikan fungsi jalur aman dilalui kereta dan meninjau langsung situasi stasiun-stasiun dibawah manajemen Daerah Operasi (Daop) dan Divisi Regional (Divre).
Lazimnya perjalanan Kais memang diberangkatkan disela-sela Perka reguler kecuali pada waktu-waktu khusus yang menjadi prioritas seperti disaat-saat melakukan inspeksi bersama pejabat-pejabat negara seperti Direksi Perusahaan Negara, Pemerintah Daerah, Menteri, Presiden dan Wakil Presiden dan lainnya.
Jumlah penunpang Kais tidak hanya satu dua orang. Sekali pemberangkatan Kais, bukan hanya para Direksi saja beserta jajaran, banyak pejabat lain terkait turut serta. Jika perjalanan seperti ini dilakukan membaur di kereta reguler justru tidak efektif karena akan mengurangi kuota penumpang disaat masyarakat membutuhkan kuota penumpang yang lebih banyak.
Padahal disaat musim liburan seperti Lebaran dan Nataru kereta api selalu melakukan penambahan gerbong untuk memenuhi kebutuhan kuota kursi penumpang yang setiap tahun jumlahnya selalu meningkat. Kecuali jika perjalanan pribadi atau sendiri, para Direksi tersebut tentunya akan menggunakan kereta reguler ataupun moda lain yang lebih efektif.
Lalu apakah jam melintas Kais menggangu perjalanan kereta reguler ? Jawabannya tentu tidak. Perjalanan Kais diatur disela jadwal-jadwal perjalanan kereta reguler. Kecuali pada saat-saat waktu khusus sebagaimana disebutkan diatas. Perjalanan Kais akan semakin sering disaat even-even khusus seperti angkutan Lebaran dan Nataru.
Jadi keterlamabatan keberangkatan kereta reguler bukan dipicu oleh keberangkatan Kais. Melainkan ada permasalahan teknis lainnya. Namun, orang sering salah sangka disaat kereta terlambat diberangkatkan dan saat bersamaan melihat ada Kais di stasiun yang sama.
Apakah Kais bisa mogok seperti kereta lainnya ? Secanggih apapun teknologi terapan yang ditanamkan dalam sebuah unit produk pasti akan berhadapan dengan yang namanya permasalahan teknis. Itu wajar, secanggih kereta api apapun yang telah diciptakan dan secepat apapun keretanya pasti memerlukan perawatan berkala guna meminimalisir permasalahan teknis yang bisa saja muncul.