Selamat sore sahabat reader sekalian dimanapun anda berada semoga anda dalam lindungan Tuhan Y.M.E.
Hujan deras paling cocok nyruput kopi sambil menikmati beberapa kajian dan artikel yang bisa menambah wawasan dan literasi.
Pada kesempatan sore ini saya akan berbagi pengalaman juga hal-hal yang barangkali sahabat sekalian menjumpai di lingkungan sekitar anda, baik di pekerjaan maupun sosial tempat tinggal.
Indonesia terkenal dengan budaya timurnya, yang terkenal arif dan bijaksana dalam memaknai dan menghargai karya orang lain, namun banyak juga kita jumpai pencibir yang luar biasa menciptakan kata-kata ejekan yang menyepelekan karya orang lain.
Sebagai contoh saya ambil dari pengajian Kyai NU yang sudah terkenal di nusantara, beliau adalah Gus Baha. Dalam setiap kajian beliau, metode dahwah atau syiar agamanya dengan bahasa yang sederhana dan merakyat sehingga mudah diterima semua kalangan. Namun di setiap majlis yang beliau pimpin banyak santriwan dan santriwatinya yang hadir memiliki berbagai tujuan. Ada yang betul-betul ingin belajar ilmu agama mendalami ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, namun tidak sedikit yang mengukur dan membandingkan metode dakwahnya dan membuat klarifikasi sepihak di belakang, gitu doang, gua juga bisa.
Ada saja oknum yang acapkali meremehkan karya dan kepandaian orang lain dan mengakui bahwa dirinya lebih hebat dan jago dalam hal yang menjadi kunci kesuksesan orang lain dan menambah pundi-pundi rezeki pribadi baik yang tekun melakukan hal baik tersebut.
Di dunia kerja khususnya manufacturing, oknum seperti itu juga banyak bergentayangan. Ketika ada sekelompok karyawan melakukan improvement, mengenalkan dan melakukan hal-hal baik untuk mendongkrak performa bisnis, menurunkan biaya dan meningkatkan profit perusahaan, ada saja mulut berbisa yang acapkali meremehkan gitu doang, gua juga tahu. Tapi tidak melakukan apappun, hanya menggerutu dan mengaku sepihak bahwa karya-karya orang lain itu gampang dan mudah dilakukan, padahal sejatinya dia tidak paham sama sekali.
Lebih herannya lagi, yang begitu ada temen satu frekuensinya. Yah dunia memang begitu, kalau semua sempurna dan sepemikiran pasti masalah tidak terjadi, semua lancar-lancar saja dan setiap pribadi punya jatah sukses yang besar. Karena hal inilah peluang rezeki bagi penggiat hal-hal baik yang banyak diremehkan orang menjadi terbuka lebar.
Ketekunan dan kerja keras serta tebal kuping akan mendatangkan kebaikan rezeki dalam berkarir. Tidak selalu mulus, tapi langkahnya lebih langgeng. Sikapi dengan bijaksana para looser dan burung beo yang berkicau menganggap setiap karya yang dilakukan itu hal biasa, mudah dan pasaran.
Tetap fokus pada perbaikan diri, bekerja dengan sungguh-sungguh dan abaikan mereka. Saat yang lain diam tidak melakukan dan sibuk berkampanye tentang dirinya padahal itu pengakuan sepihak, sibuklah untuk memperdalam ilmu dan mempraktikan ilmu tersebut supaya diri kita memiliki nilai jual yang baik.
Terima Kasih.