Barangkali sangat banyak hal unik dan lucu kita temukan pada siswa. Artikel ini pun terinspirasi oleh keunikan dan kelucuan siswa. Sebuah pertanyaan sederhana, penulis lontarkan kepada siswa di luar pembelajaran berlangsung. Tepatnya ketika berbincang-bincang santai dengan beberapa siswa di saat jam istirahat.
Untuk apa sekolah? Inilah pertanyaaan sederhana tersebut. Lalu apa jawaban mereka? Beraneka ragam; ada yang menjawab untuk belajar supaya pintar, untuk menuntut ilmu agar menjadi orang berilmu pengetahuan, namun ada pula yang kebingungan. Atau memang tidak mengerti arah pertanyaan yang penulis ajukan?
Pertanyaan yang diajukan memang tidak sempat direkayasa oleh siswa sehingga jawabannya pun apa adanya. Jawaban mereka itu semuanya benar. Namun apakah jawaban yang mereka berikan itu mereka sadari sepeuhnya? Atau hanya sekadar ucapan yang sudah mereka hafal sebelumnya?
Siswa yang tergolong malas belajar pun, menjawab dengan enteng untuk apa mereka sekolah. Jika menyadari tujuan mereka bersekolah, tidak mungkin mereka malas belajar, atau bolos pada jam pelajaran tertentu.
Kita mengira, jawaban mereka itu hanya sekadar hafal di mulut saja. Jika benar-benar berasal dari hati dan pikiran, pastilah mereka akan rajin belajar. Tidak akan malas dan tidak suka bolos. Malas dan suka bolos adalah perbuatan yang merugikan siswa.
Orang akan berbuat sesuatu dengan baik karena ada motif tertentu. Jika tujuan belajar supaya pintar, siswa akan mau belajar dengan baik. Motifnya jelas supaya pintar. Jika tujuan bersekolah untuk menuntut ilmu maka siswa akan belajar yang rajin agar menjadi orang yang berilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H