Lihat ke Halaman Asli

Analisis Tokoh Utama dalam Novel Cinta untuk Perempuan dengan Bulir-Bulir Cahaya Wudhu di Wajahnya Karya Sayfullan

Diperbarui: 21 November 2021   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Analisis Id Tokoh Ali

Id adalah sistem kepribadian yang paling dasar. Id berada di dalam naluri bawaan. Id berisi unsur-unsur biologis termasuk di dalamnya instink-instink. Id berfungsi sebagai pusat dari ketidaksadaran pikiran manusia.

Data 01 :

"Ali merasa kesal karena kurang cepat dari sahabat kentalnya. Putra semata wayang penguasa kampung Kulitan itu terus saja mengomel menyalahkan pakaian yang menghambat geraknya. Ribet, keluh Ali tiap kalah dalam permainan apa pun. Dengan pakaiannya itu, Ali merasa tidak sepraktis teman-temannya saat bermain air-berwudhu. Bayangkan, beskap warna hijau pupus dipadukan dengan jarit batik cokelat membungkus paksa kakinya yang sudah berotot. Tak lupa juga blangkon yang terus ia pakai-meski jika melihat tempat yang ia pijak sekarang harusnya pecilah yang lebih pantas bertengger di kepala besarnya." (CUPDBBCWDW:13-14)

Kutipan di atas adalah gambaran Id dari Ali, yaitu keinginannya untuk mengenakan pakaian yag tidak menghambat gerakannya dalam bermain dan nyaman dipakai pada saat berwudhu.

Perasaan kesal karena keinginannya tidak bisa ia jalankan juga merupakan gambaran Id Ali. Id tersebut gagal dilaksanakan oleh ego, sehingga terbentuklah perasaan kesal. Hal ini disebabkan sebagai anak semata wayang penguasa kampung, Ali diwajibkan mengenakan beskap dengan jarit batik coklat sebagai pakaian kebanggaan (Superego).

Data 02 :

"Terkadang ia patut merasa iri pada teman-temannya. Meski dengan hanya memakai baju dari kain gombal bekas gorden atau malah dengan kain bagor yang dibeli dari koperasi kampung, bisa bebas berlari dan bermain sesuka hati. Dibanding dirinya yang terlihat priyayi, buat apa semua itu jika ia harus tersiksa setengah mati mengikuti gaya busana bapaknya yang terlalu ketat dan panas. Toh, selalu kalah juga kalau ada adu lari atau ketangkasan. Di titik ini, Ali merasa pecundang sebagai remaja lelaki!" (CUPDBBCWDW:14)

Kutipan di atas menggambarkan Id dari Ali yaitu perasaan ingin menang dalam adu lari atau adu ketangkasan dengan temannya. Namun busana yang membuatnya terlihat seperti priyayi itu menghambat lari dan membuatnya tidak bebas dalam bermain. Id Ali tersebut berbenturan dengan nilai-nilai dalam tatanan masyarakat yang harus ia patuhi yang pada akhirnya ia lakukan juga (Superego). 

Data 03 :

"Ali yang melihat perubahan ekspresi bapaknya langsung memberanikan diri untuk menyela. Ada dorongan dalam dirinya yang takut terjadi apa-apa dengan Fah. Jiwanya menginginkan untuk terus terang. Malam Jum'at ini, bapaknya harus tahu bagaimana perasaannya kepada Fah."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline