Lihat ke Halaman Asli

Uci Junaedi

SocialMedia

Meriahnya #SuaraIndonesia di Kompas TV

Diperbarui: 29 Januari 2016   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Suara Indonesia KompasTV"]

[/caption]Kamis malam (28/1/2016) saya dan beberapa teman kompasianer mendapatkan undangan dari Kompasiana untuk menghadiri acara live Kompas TV di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat. Dalam pemberian penghormatan kepada 4 tokoh nasional yg dianggap membawa perubahan, pembuka jalan, dan juga menorehkan tinta emas  sekaligus menggemakan suara Indonesia untuk membawa perubahan bagi Indonesia serta meneguhkan Kompas TV sebagai televisi berita dan informasi. Acara penganugerahan serta peluncuran Kompas TV ini juga banyak dihadiri oleh para pejabat sebut saja  Bapak Wakil Presiden M. Jusuf  Kalla, Bapak Rizal Ramli Menko Kemaritiman, Bapak Rudiantara Menteri Telekomunikasi, Bapak Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah, dan beberapa politisi Senayan seperti Bapak Benny K Harman, Syarief Hasan dan masih banyak lagi.

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, setelah itu Cah Lontong, Panji dan beberapa artis lainnya yang tidak saya kenal memulai acara dengan memberikan pemahaman bahwa kita jangan pernah melupakan jas merah (sejarah) dengan guyonan khasnya sehingga banyak penonton yang terhibur, Cah Lontong juga mengatakan bahwa sebenarnya televisi itu harus menyebarkan nilai positif sehingga menimbulkan nilai optimisme akan kemajuan bangsa dan Negara.

Artis yang terlibat dalam acara tersebut diantaranya Iwan Fals dengan menyanyikan beberapa lagu hitsnya dengan judul bongkar, bento, dan surat untuk wakil rakyat. Ada juga Band Kotak dengan menyanyikan lagu mengejar mimpi. Tompi, Glen Frendly, Cherryballe serta dihibur dengan standup comedy.

[caption caption="hiburan "]

[/caption]Penganugerahan penghargaan atas dedikasinya dengan membawakan perubahan bagi Indonesia yaitu diberikan kepada Muhammad Ali atau Ellyas Pical, beliau adalah seorang petinju legendaris Indonesia yang telah mengharumkan bangsa di kancah dunia, orang pertama yang telah mengibarkan bendera merah putih di ring tinju dunia. Jejak kemenangan beliau telah menjadi inspirasi banyak petinju Indonesia untuk berpentas di kancah dunia, salah satunya adalah Chris Jhon. Menurut Chris Jhon bahwa tinju bukanlah sekedar olah raga semata akan tetapi merupakan sebuah kehormatan bangsa.

[caption caption="Petinju legendaris Indonesia Ellyas Pical"]

[/caption]Penghargaan selanjutnya diberikan kepada group komedi legendaris yaitu group Wakrop terdiri dari Dono, Kasino, Indro. Setiap lawakan Warkop merupakan sindiran kepada penguasa pada saat itu yang dibalut dengan humor sehingga lawakan yang dibawakan tersebut tidak hanya menghibur akan tetapi ada pesan yang disampaikan kepada penguasa. Maka dari itu pantaslah bahwa Warkop mendapatkan pengharagaan, hampir disemua lawakannya selalu memberikan pembelajaran politik. Kesan dari Nurul Arifin bahwa dengan “humor membuat kita awet muda”, dengan humor juga akan meringankan beban pikiran kita sih sebenarnya. Indro sebagai perwakilan Warkop mengatakan “terima kasih atas penghargaan ini, karena dengan penghargaan ini kami tersanjung, dan ini untuk Kasino, dan Dono”.

[caption caption="Indro salah satu personil group komedi warkop"]

[/caption]Penghargaan selanjutnya diberikan kepada insan televisi atas dedikasinya membawa perubahan untuk kemajuan bangsa yaitu ibu Sumita Tobing. Sumita Tobing merupakan seorang pemimpin pertama perempuan di bidang televisi beliau berasal dari TVRI. Sumita Tobing memberikan penjelasan bahwa media merupakan pilar ke-4 dalam demokrasi kita ini, media itu tukang create, because we need news. Menurut Tantowi Yahya yang telah mengenal dekat dengan Ibu Sumita Tobing patut diakui sebagai seorang yang cerdas, pengetahuannya.

[caption caption="Ibu Sumita Tobing "]

[/caption]Penghargaan selanjutnya atas dedikasinya dalam melestarikan musik khas Indonesia yaitu keroncong diberikan kepada seorang maestro keroncong ibu Waldjinah. Ibu Waldjinah sejak usia muda sampai saat ini telah konsisten mengembangkan serta melesatrikan music keroncong. Harapan dari Ibu Waldjinah atas musik keroncong semoga generasi kita tetap melestarikan musik kroncong ini, karena musik keroncong ini hanya ada di Idonesia.

[caption caption="Ibu Waldjinah sang Maestro Keroncong"]

[/caption]Disamping pemberian penganugerahan kepada 4 tokoh tersebut, pada acara itu juga di launching bahwa Kompas TV sebagai televisi berita yang bisa diakses secara multi flatform, dengan kata lain Kompas TV bertransformasi ke era digital sehingga tidak ada lagi batasan untuk menonton acara Kompas TV sekaligus peneguhan bahwa Kompas TV adalah televisi khusus berita.

Acara penganugerahan pengharagaan dan peluncuran Kompas TV di tutup dengan penampilan cherryballe dengan membawakan lagu keronconong versi mereka, harapannya adalah semoga Kompas TV dapat menjadi televisi berita yang mencerdaskan bangsa dan juga memberikan inspirasi Indonesia, karena tantangan selanjutnya adalah membuktikan diri sebagai TV berita yang bisa dipercaya oleh dengan menyajikan berita-berita yang kian hari semakin terverifikasi dan obyektif.

 

Salam Kompasiana

gambar semua dokumentasi pribadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline