[caption caption="acara talkshow sedang berlangsung"][/caption]Jakarta, 13 Januari 2016 kemarin bertempat di Kafe BCA Menara BCA lantai 22 Jl. MH. Thamrin Nomor 1 diadakan talkshow yang mengambil tema “Potensi dan Tantangan Generasi Muda sebagai Pelaku Usaha”. Talkshow ini menghadirkan pembicara kaum muda yang telah sukses dengan ide kreatifnya sehingga memberikan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat dan bangsa. Narasumber yang dihadirkan diantaranya, Yenny Wahid (Zannuba Arifah Chafsoh Rahman Wahid) founder dari Koperasi Cinta Damai Wahid dari The Wahid Institute, Yasa Paramita Singgih Founder Men’s Republic, Elihu Nugroho sebagai pencipta formula pencuci mobil tanpa air bernama Beato Waterless Car Care dengan brand Valo, Yudan Hermawan sebagai Ketua Karang Taruna Goa Pindul (Desa Wisata Binaan BCA) dan Welcoming Remaks Bapak Jahja Setiaatmadja sebagai Presiden Direktur BCA Tbk.
Sebelum acara talkshow dimulai Bapak Jahja Setiaatmadja sebagai Presiden Direktur BCA Tbk memberikan Welcoming Remaks, beliau mengatakan bahwa pada intinya ada dua hal yang menjadi kekurang suksesan menjadi entrepreneur saat ini, yang pertama kurangnya minat dari keluarga untuk mendukung anaknya menjadi entrepreneur biasanya keluarga menginginkan anaknya menjadi pegawai. Kedua kultur kita bagus untuk kekeluargaan akan tetapi tidak bagus untuk wirausaha, hal ini dikarenakan biasanya sering tercampur antara kebutuhan bisnis dan kebutuhan keluarga. Bapak Jahja sebagai Presiden Direktur BCA Tbk mendorong generasi muda untuk berkiprah secara mandiri melalui jalur wirausaha di berbagai sector, beliau memandang bahwa potensi generasi muda sangat besar untuk berkiprah di jalur wirausaha karena bertumpu pada kekuatan kreativitas dan inovasi sesuai dengan perkembangan zaman saat ini.
[caption caption="Bapak Jahja Setiaatmadja"]
[/caption]
Setelah bapak Jahja memberikan welcoming Remaks kemudian dilanjutkan dengan acara yang telah ditunggu yaitu acara talkshow dengan tema “Potensi dan Tantangan Generasi Muda sebagai Pelaku Usaha”. Narasumber yang pertama diberikan kesempatan adalah mbak Yeni, beliau hadir di café BCA ini bukan kapasitas nya sebagai politisi akan tetapi beliau hadiri disini sebagai founder Koperasi Cinta Damai Wahid dari The Wahid Institute. Beliau berbagi pengalamannya bagaimana mengelola dan mengembangkan micro enterpreneurship di akar rumput salah satu tujuannya adalah agar masyarakat kita tidak stress dan intoleran terhadap sesama anggotanya sehingga saling memahami dan juga untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Diantara program koperasi ini dengan memberikan modal, pelatihan perencanaan keuangan dan lain sebagainya yang pada dasarnya memberikan pemahaman kepada masyarakat akar rumput untuk menjadi entrepreneur. Yang menjadi gagasan pendirian koperasi cinta damai wahid ini didorong karena 50% penduduk Indonesia dalam garis kemiskinan, dan pada 5 tahun ke depan angka pengangguran akan meningkat apalagi ke depan kita akan menghadapi Mayarakat Ekonomi Asean (MEA) yang tentunya daya saing kita harus ditingkatkan baik itu dari SDM maupun infrastruktur. Dengan pembentukan koperasi ini maka masyarakat bisa dituntut untuk menjadi entrepreneur dan tentunya akan siap bersaing dalam menghadapi MEA.
[caption caption="Mbak Yenny Wahid Founder Koperasi Cinta Damai Wahid The Wahid Institute"]
[/caption]
Yenny Wahid “Hidup ini merupakan sekolah yang tidak henti-hentinya”
Narasumber kedua mas Yasa Paramita Singgih, beliau adalah founder dari brand dari Men’s Republik. Mas Yasa pertama kali terjun kedunia usaha pada umur 16 tahun sebelumnya beliau menekuni sebagai MC dalam memenuhi kebutuhan pribadi nya, beliau terlahir dari keluarga biasa bukan dari keluarga pengusaha, karena menurutnya banyak orang yang berpikir bahwa seorang pengusaha terlahir juga dari keluarga pengusaha juga. Mas Yassa kemudian menceritakan bagaimana beliau terinsipirasi terjun kedunia entrepreneur karena pada saat itu ayahnya kena serangan jantung sehingga harus dipasang ring di jantungnya, kemudian ayahnya tidak mau dioperasi dan dipasangi ring karena uang yang ada untuk biaya sekolah anak, dari peristiwa itu kemudian mas yasa timbul keinginan untuk bagaimana caranya membiayai hidup pribadi dan sekolahnya itu dari sendiri.
Pada awalnya mas Yasa mengambil barang untuk di jualnya itu dari pasar tanah abang dijual secara online, dalam perjalanan bisnisnya sempat jatuh bangun yang kemudian bertahan dan membuat brand sendiri dengan nama Men’s Republik. Brand Men’s Republik ini dipasarkan secara online dan pelanggannya ada di seluruh kota besar Indonesia dan juga luar negeri seperti Hongkong, Macau, Taiwan, Malaysia dan Filipina. Dari perkembangan bisnisnya tersebut kemudian mas Yassa membuat perusahaan dengan nama PT Paramita Singgih.
[caption caption="Yasa Paramita Singgih , Founder Men's Republic"]
[/caption]
Yassa Paramita Singgih “Never to young to become a billionaire”
Narasumber selanjutnya adalah mas Elihu Nugroho sebagai founder Brand Valo Waterless Car Care. Valo adalah cuci mobil hemat air, pada awalnya mas Elihu membuka salon mobil yang kemudian dikembangkan dengan bisnis cuci mobil hemat air. Cuci mobil hemat air ini tentunya bertujuan untuk penghematan penggunaan air bersih di Indonesia, karena menurutnya setiap 1 kali cuci mobil dengan valo dapat menghemat air sebesar 6 bulan. Valo juga merupakan cuci mobil pertama kali di Indonesia yang tidak menggunakan air, telah mempunyai cabang atau mitra sebanyak 33 cabang di 18 kota di Indonesia. Portopolio dari Valo ini adalah pada tahun 2014 telah mencuci mobil konvoy untuk pelantikan Jokowi, dan pada tahun 2015 telah ikut memeriahkan acara peringan Konfrensi Asia Afrika (KAA) di Senayan Jakarta. Keunggulan dari produk Valo ini cukup aman terhadap kulit tangan serta tidak merusak korosi mesin dan tentunya hemat air sehingga mencuci mobil itu bisa dilakukan dimana saja.