Lihat ke Halaman Asli

Uci Junaedi

SocialMedia

Aksi Pembegalan yang Sangat Meresahkan

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1425542335337869516

sumbergambar: whatsnew.web.id

Akhir-akhir ini public diresahkan dengan maraknya kejahatan jalanan yaitu begal sepeda motor, karena memang tidak tanggung-tanggung sang begal ini berani melukai korban bahkan membunuhnya korbannya dengan sadis.

Pihak kepolisian kemudian dituding tidak mampu untuk menjaga keamana dan ketertiban di dalam masyarakat. Apalagi ketika ada seorang tersangka pelaku pembegalan diPondok Aren Tanggerang yang dibakar hidup-hidup oleh massa.

Menurut data resmi Polda Metro Jaya, angka kejahatan jalanan jenis begal ini mengalami penurunan di banding tahun sebelumnya. Kemudian Mabes Polri  melalui Kepala Divisi Humas Irjen Ronny F Sompie harus angkat bicara untuk menjelaskan hal serupa. Bahwa ada peningkatan kualitas pembegalan, Polri mengakui. Namun, satu atau dua kasus pembegalan dengan modus lebih garang tidak bisa menjadi satu-satunya dasar untuk menyimpulkan bahwa begal marak dan polisi tak berdaya.

Fenomena seperti ini kemudian membuka mata kita bahwa aksi pembegalan ini tidak sekadar kriminalitas biasa. Begal dari dulu sudah ada. Modusnya pun beraneka. Pada awal 2000-an, pernah marak kasus pembegalan terhadap tukang ojek. Korban dibuat kelenger atau dibunuh, lalu sepeda motornya dilarikan pelaku. Kini, kasus semacam begal bisa menjadi alat untuk menebar kebencian atau mendiskreditkan institusi. Ini terlihat ketika muncul informasi keliru melalui media sosial mengenai kerawanan sebuah wilayah tanpa memerincinya dengan data akurat. Bahkan ada informasi palsu (hoax) yang seolah-olah disebarkan oleh aparat kepolisian.

Fenomena begal ini seharusnya tidak bias disepelekan. Langkah yang sudah dan selayaknya dilakukan adalah, pertama, memberi perhatian khusus pada sejumlah kasus yang melibatkan remaja sebagai pembegal. Anak belasan tahun mengendarai motor lalu membacok pengendara lain dengan tujuan merampas motor, mengusik nurani setiap orangtua waras.

Kedua, Polri yang profesional tak hanya menangkap pelaku melainkan juga mengungkap sekaligus memetakan masalah secara detail. Apa yang diungkap dalam sebuah rantai kasus bukan hanya soal kualitas dan kuantitas kasus, modus, dan motif, melainkan juga tren atau kecenderungan.

Sumber ; SP

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline