Lihat ke Halaman Asli

SPMI SMPN 1 Jampangkulon Menjawab Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi

Diperbarui: 4 Januari 2022   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Akibat dari pandemi Covid-19 membuat pemerintah  mengeluarkan  kebijakan baru demi menghentikan  penularan virus yaitu mengimplementasikan ajakan masyarakat untuk melaksanakan Physical Distancing atau memberi jarak dengan orang lain sejauh satu meter dan menghindari kerumunan dan berbagai acara pertemuan yang menimbulkan perkumpulan (Covid-19, 2020).

Pada kondisi seperti ini semua guru atau tenaga pendidik diharuskan untuk mengganti pembelajaran menggunakan E-learning atau melalui media online. Berbagai platform digunakan untuk melakukan pengajaran sehingga perlu didukung dengan fasilitas pembelajaran  yang baik dan pemanfaatan teknologi informasi. 

Seluruh siswa diwajibkan untuk menggunakan alat komunikasi seperti Handphone dengan bijak untuk mendukung proses pembelajaran. Pembelajaran daring dengan tatap muka melalui aplikasi menjadi hal yang paling menguntungkan guna memutus penyebaran Covid-19 serta menjaga kesehatan, keselamatan jiwa guru dan siswa dari terpaparnya virus tersebut.

Pandemi Covid-19 yang mengharuskan pelayanan guru terhadap peserta didik berubah dari pembelajaran tatap muka di kelas menjadi pembelajaran online / daring (dalam jaringan) membuat kami para guru,khususnya di SMPN 1 JAMPANGKULON  harus berpikir dan mulai melakukan suatu inovasi bagaimana caranya memberikan pemenuhan pendidikan bagi peserta didik secara bermakna. 

Sedangkan di daerah kami tidak semua peserta didik mempunyai fasilitas yang mendukung pembelajaran secara daring full. Dan tidak semua guru mahir dalam IT untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik secara online.

Dari permasalahan tersebut, melalui SPMI saya selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum  memulai inisiatif, mengajak teman-teman di sekolah saya untuk merubah cara mengajar kami dan mulai berinovasi untuk memberikan pelayanan pendidikan. Saya mulai dengan mengidentifikasi kemampuan guru dalam hal IT. 

Dari sana saya memperoleh data guru yang mahir IT, sedang dan kurang. Lalu saya ajukan program IHT ke sekolah dan disana saya bersama pengawas pembina yaitu Bapak Drs.Kahar.,M.Pd. memberikan pelatihan IT tentang berbagai macam aplikasi yang akan kita sepakati dalam pelayanan kami untuk mengajar nantinya. 

Mulai dari pelatihan cara menggunakan aplikasi Google Classroom, Google Meet, Zoom Meet, WhatsApss,Vitur rekam layar, kine master,vegas untuk membuat video pembelajaran dan cara membuat Google Form serta slide yang menarik. 

Setelah itu, saya lakukan pertemuan dengan orang tua siswa melalui rapat terbatas dan menjelaskan teknis pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di masa pandemi.Saya bersama tim mengidentifikasi dan mengelompokkan peserta didik yang mempunyai dukungan fasilitas untuk melakukan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) dan yang hanya bisa melakukan kegiatan belajar dengan cara luring (luar jaringan). Kami sepakati bersama orang tua dan peserta didik mengenai teknis pelaksanaan belajar seperti apa yang bisa diikuti oleh setiap peserta didik.

Setelah kesepakatan pelaksanaan teknis belajar bersama orang tua dan peserta didik tercapai , saya mulai berpikir bagaimana cara mengcover peserta didik yang terbatas fasilitas. Misalnya tidak memiliki gawai, masalah signal dan kuota. 

Sehingga saya berinisiatif untuk melakukan kerjasama dengan pihak luar seperti koramil,polsek, desa dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepedulian terhadap dunia pendidikan. Dan akhirnya pihak -pihak tersebut bersedia memfasilitasi peserta didik dengan ruangan serta membuka WIFI gratis untuk pembelajaran online. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline