#1
Rinduku genap bersenyawa dengan senyummu. Dengan wangi tubuhmu yang menempel di bahu jalan, di daun-daun, di tingkap kabut yang bercampur gerimis. Kesiur angin menguraikan logika. Menjatuhkan duka dan air mata. Hangat sorot matamu seolah menyampaikan larik-larik rindu dan berkata "gemuruh ombak ini untukmu".
#2
Dan seperti kekasih lama yang kembali membisikkan cinta. Senja kali ini begitu sendu mengeja cahaya. Bercerita tentang mentari yang tak pernah ingkar janji. Tentang reranting yang rela tandus demi Sang Musim. Memeluk segala rindu dedaun gugur yang berikrar takkan membenci. Meski bumi tak seberwarna pelangi
Jampangkulon, 09 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H