Hasil pelacakan penulis dari nasab yang tercatat dari dokumen para sesepuh eks Kesultanan Buton, terlihat bahwa Bahlil La Hadalia adalah putra dari La Hadalia dan Nurjani keturunan ketujuh dari Maa Wa Ana adalah pengawal Spritual Kesultanan Buton yang merupakan Cucu dari Guru Sufi Kesultanan Buton yang dikenal oleh orang-orang buton masa kini dengan La Tondika / Haji Sulaiman / Haji Yi Padha yang juga merupakan Turunan Kedelapan Raja Pertama Kerajaan Buton sebelum menjadi Kesultanan Buton, dengan Nama Yang Mulya Raja Batara Yi Butuni Putri Wakaka.
Ketika sang Putri dilantik menjadi Raja Pertama Butuni, sang putri dan para abdi Butuni bersumpah yang kemudian tersebutlah sebagai sumpah negeri Butuni.
Sumpah Negeri Butuni
Qul, "Ana Rabbi maa Abdi",
Katakanlah, "saya Wakaka sebagai Raja, yang diamanatkan oleh Allah Ta'ala untuk memelihara negeri Butuni bersama para abdi negeri".
Qul, "Abdi maa Rabbi",
Katakanlah, "Kami Abdi Negeri Butuni bersama Raja Wakaka diamanatkan Allah Ta'ala untuk Memelihara Negeri Butuni".
Qul, "Rabbi wal Abdi waa Wahid",
Katakanlah, "Allah Ta'ala Yang Maha Memellihara Negeri Butuni mengamanatkan kepada Wakaka sebagai raja dan para Abdi Negeri Butuni untuk selalu bersatu".
Jadilah sang putri Wakaka sebagai Raja Pertama dari para Abdi Butuni untuk bersatu dalam Kerajaan Butuni yaitu diawal tahun 1330an Masehi dengan sebutan Yang Mulya Raja Batara Yi Butuni.
--