Lihat ke Halaman Asli

Dewasalah Supporter di Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyamai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda, jadi secara tidak langsung sepakbola dimasuki unsur politik untuk menentang dengan strategi penyemaian benih benih nasionalisme didada pemuda pemuda yang ikut dalam sepak bola. ( jadi jangan heran kalau saat ini sepak bola di masuki unsur politik, dan sporter sebagai objek politik tersebut )

Dalam perkembangannya sepak bola semakin di gandrungi dan di cintai, dan tidak menampik bahwa sepak bola adalah olahraga nomer satu yang paling populer di negri tercinta ini, meski prestasi jauh tertinggal dari olahraga lainnya. Tapi memang layak melihat antusias ribuan pasang mata memadati stadion disaat tim kebanggan bertanding meski dalam pertandingan resmi ataupun uji coba.

Di indonesia banyak sekali klub/tim di bawah PSSI, dan kebanyakan klub tersebut adalah klub perserikatan yang dulunya sebagai wadah perjuangan terhadap penjajah, dan club club ini masih eksis sampai saat ini. Adanya sporter di belakang mereka sangat mendukung untuk kemajuan klub tersebut, baik secara finansial dan kualitas klub untuk membakar semangat para pemain ketika pertandingan berlangsung.

Jangan di tanyakan kefanatikan supporter klub di indonesia, mereka sangat antusias dan loyal dalam mendukung tim kebanggaannya, dan tidak menutup kemungkinan kefanatikan mereka cenderung berlebihan akibatnya banyak gesekan diantara supporter

Gesekan gesekan sporter di tanah air sangat meresahkan dan tidak sedikit effeknya merembet ke masayarakat umum yang tidak tau apa apa tentang sepakbola, awal gesekan gesekan terjadi kebanyakan karena kedatangan sporter tim tamu yang berkunjung di stadion untuk mendukung tim kebanggannya bertandang di kandang lawan. Dan tidak menutup kemungkinan akan di balas serupa bahkan lebih ketika sporter yang bermasalah itu meski hanya “sekedar lewat” atau numpang lewat didaerahnya. Dan ternyata kebanyakan supporter klub di Indonesia itu mempunyai musuh/rival sendiri sendiri, tidak segan segan untuk saling melukai bahkan saling bunuh, kalau sudah seperti ini siapa yang di rugikan?

Melihat fenomena supporter klub tanah air sekarang memang sangat bertolak belakang ketika tujuan awal sepak bola di tanah air, sebagai wadah perjuangan pemuda pemuda bangsa yang tidak memandang suku ras agama daerah tertentu untuk melawan penjajah, tapi sekara apa yang terjadi saat ini, berantem/tawuran sesama orang indonesia, mungkin kefanatikan mereka fanatik buta, tidak memandang bahwa supporter rival juga orang indonesia. apa kalau sudah jadi supporter itu sudah lupa indonesia? sehingga setiap rival itu musuh yang nyata, kenapa harus beradu hantam, apa itu ciri kreatifitas mereka?

Untuk itu diharapkan PSSI sebagai wadah sepak bola indonesia dan Polisi sebagai keamanan untuk tidak memberi ijin ketika sporter lawan bertandang ke klub lain, demi menjaga kondisi sepak bola indonesia dan keamanan daerah lebih kondusif.

“Siapa yang menebar angin, siap siap menuai badai”

Dewasalah Supporter di Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline