Lihat ke Halaman Asli

Westernisasi Jadi Hal yang Dinormalisasi Oleh Masyarakat Indonesia

Diperbarui: 19 Desember 2024   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Negara Kesatuan Republik Indonesia atau kerap dikenal dengan NKRI, merupakan negara kepulauan kesatuan yang berbentuk republik. Merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 yang hingga saat ini, terhitung bahwa Indonesia telah merdeka selama 79 tahun hingga tahun 2024. Bangsa Indonesia dikenal dengan perjuangan para pahlawannya dalam memperjuangkan kemerdekaan. Upaya yang dilakukan para pahlawan sejak dahulu kala, tak luput dengan buah manis Pancasila, yang menjadi landasan dan pedoman hidup bangsa Indonesia itu sendiri.

Pancasila yang lahir melalui upaya dan perjuangan para pahlawan terrdahulu, memiliki peran konkret dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila memiliki peran sebagai ideologi, pedoman hidup, serta pola pikir rakyat Indonesia yang di dalamnya mengandung berbagai macam nilai atau norma masyarakat yang mengantur keseimbangan dan ketentraman untuk menjalankan kehidupan sosial. Nilai dan norma yang tekandung, juga merupakan cerminan atau jati diri bangsa Indonesia yang penuh akan budaya dan perbedaan. 

Saling menghargai keberagaman, cinta akan tanah air, bersikap adil kepada sesama, merupakan beberapa contoh dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Masih terdapat banyak sekali nilai atau norma yang terkandung dalam Pancasila, apabila kita telaah lebih dalam dari berbagai aspek kehidupan sosial yang jangkauannya begitu luas.

Dari berbagai banyaknya nilai atau norma yang terkandung dalam Pancasila, terdapat banyak sekali ancaman yang dapat mengancam eksistensi dan keberadaan pancasila. Salah satu nya, adalah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang dapat dikatakan terjadi dengan sangat amat cepat. Apalagi, jika kita lihat dari posisi geografis Indonesia, yang terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Hindia dan Pasifik), menjadikan Indonesia sebagai negara yang dilintasi oleh banyak turis yang dapat membawa berbagai macam nilai atau budaya asing masuk ke dalam Indonesia dengan begitu mudahnya.

Arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang kian cepat ini tentunya dapat membawa dampak positif dan dampak negatif. Dampak negatif yang salah satunya perlu dapat kita beri perhatian lebih adalah westernisasi yang semarik marak dan lama kelamaan mulai dinormalisasi oleh masyarakat Indonesia. Westernisasi merupakan proses pergantian pola pikir dan pola hidup yang mulai kebarat-baratan akibat masuknya nilai dan norma negara bagian barat dengan begitu cepat. Westernisasi tidak dapat dianggap remeh, karena secara tidak sadar, westernisasi secara perlahan mulai mengambil alih otak dan pikiran kita,bmasyarakat Indonesia.

Beberapa contoh hasil dari westernisasi yang terjadi di NKRI adalah pola hidup yang mementingkan gengsi dan estetika dibandingkan dengan fungsi atau dampak yang akan terjadi setelahnya, perubahan pola hidup dan pola pikir masyarakat yang dimana lama-kelamaan tidak sejalur dengan nilai atau norma yang terkandung dalam pancasila, dan keinginan untuk mengkonsumsi atau menggunakan barang luar negeri secara berlebihan. Contoh-contoh tersebut adalah beberapa contoh yang paling sering atau paling mudah kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sifat masyarakat yang mementingkan gengsi dan estetika serta keinginan untuk menggunakan barang luar negeri secara berlebihan dapat dilatar belakangi oleh pemikiran yang mengatakan bahwa apa yang ada di Indonesia adalah 'kuno' dan ketinggalan zaman. Padahal jika kita lihat dari kenyataan yang ada, ada banyak sekali barang ciptaan dalam negeri yang fungsional dan tentunya dapat menunjang kinerja serta kehidupan. Contoh paling sering yang dapat saya temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah maraknya masyarakat yang berbondong-bondong mengganti telepon pintar mereka dari yang sebelumnya android menjadi ios. Ketika saya bertanya apa alasan dari pergantian gawai mereka, alasan yang paling sering saya temui adalah "Ya gapapa, mau ganti aja. Biar kayak yang lainnya". Dari alasan yang mereka katakan, dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat gengsi dan tidak ingin ketinggalan zaman yang ada di masyarakat Indonesia diklasifikasikan cukup tinggi. Ada juga istilah FOMO atau fear of missing out, yaitu kondisi dimana suatu individu atau kelompok tidak ingin untuk melewatkan fenomena yang sedang hits. Keadaan ini mendorong masyarakat utuk bersofat konsumtif dan berujung membeli barang yang tidak mereka perlukan. Semata-mata hanya untuk kepentingan estetika dan gengsi agar tidak merasa tertinggal oleh zaman.

Perubahan pola pikir dan pola hidup masyarakat Indonesia yang lama kelamaan tidak sejalur dengan Pancasila juga sangat sering kita temui masa era saa ini. Terfokus pada kaum Gen Z yang memiliki perubahan pola pikir dan pola hidup secara drastis. Penggunaan baju pendek dan ketat sudah sangat sering kita temui, baik itu pada lingkungan pendidikan seperti kampus ataupun tempat-tempat publik yang terbuka secara umum seperti tempat wisata, swalayan, ataupun pinggiran jalan. Indonesia yang dimana mayoritas penduduknya adalah beragama Islam, rasanya tidak etis apabila penggunaan baju pendek dan ketat digunakan secara berlebihan. Bahkan, sikap acuh tak acuh terhadap masalah ini sudah sangat sering terjadi. Sehingga lama-kelamaan gaya berpakaian yang seperti ini mulai dinormalisasi oleh masyarakat.

Nyatanya hingga saat ini, mulai banyak masyarakat yang beranggapan bahwa sex diluar nikah adalah hal yang wajar dan bukanlah masalah besar. Hal iniaL adalah hal yang sangat amat menyimpang dari butir nilai atau norma yangtL terkandung dalam Pancasila. Pola pikir terkait hal ini banyak dianut oleh sebagian besar kaum Gen Z yang dinilai sebagai pola pikir yang modern. Sebenarnya, bukan hanya dari nilai atau norma dalam Pancasila, namun hal ini juga menyimpang dari segi agama. Saya rasa, tidak ada satu pun agama yang dianut di Indonesia yang setuju terkait pola pikir yang satu ini. 

Beberapa masalah di atas tadi, merupakan bukti nyata bahwa dampak dari westernisasi sangat amat mengerikan dan dapat mengancam generasi muda yang kelak akan menjadi penerus dan pemimpin bangsa. Apabila westernisasi akan terus dibiarkan, maka kemungkinan bahwa Indonesia akan hancur oleh karena warganya sendiri menjadi semakin besar. Perlu tindakan tegas untuk menangani beberapa masalah yang telah saya sebutkan tadi. Tindakan yang diambil juga harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa adanya keterpaksaan baik dari diri sendiri ataupun orang lain

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut eiantaranya adalah,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline