Sepulang dari tempat kerja saya mampir ke Unit Donor Darah PMI Kota Bogor untuk melaksanakan donor darah sukarela. Tidak banyak pendonor yang datang, mungkin karena sudah sore dan sebagian karyawan kantor PMI sudah pulang kerja. Tidak menunggu lama, petugas pengambil darah segera melayani saya, dan cuss... jarum donor yang ukurannya cukup besar langsung menancap di lengan kiri saya. Meskipun sudah pernah donor puluhan kali, tetap saja ada rasa takut melihat jarum donor yang besar dan tajam.
Proses pengambilan darah memerlukan waktu beberapa menit, nah biasanya petugas donor akan mengajak bicara kepada pendonor atau sebaliknya. Petugas donor melihat layar komputer di samping saya dan mengatakan berdasarkan data yang ada di komputer tersebut hari ini adalah donor darah saya yang ke 72, nah masih kata petugas donor perlu 3 kali donor lagi untuk bisa mendapatkan piagam penghargaan 75x donor. Lalu saya menjawab bahwa bagi pendonor diberi piagam atau tidak, tetap akan mendonorkan darahnya demi kemanusiaan.
Nah, saya jadi ingat ada salah satu tanaman perkebunan yang diambil getahnya melalui proses sadap yang mirip dengan donor darah pada manusia. Tanaman tersebut adalah karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) yang merupakan tanaman penghasil getah/lateks.
Apa kegunaan getah karet bagi kehidupan manusia? Banyak sekali perkakas yang menggunakan karet alam, mulai dari ban kendaraan bermotor, sepatu/sandal, kondom, hingga (maaf) celana dalam pria/wanita juga menggunakan karet alam. Seperti apakah cara mendapatkan getah karet dari pohonnya? Ya tentu dengan melukai kulit tanaman karet atau biasa disebut dengan menyadap dengan menggunakan pisau sadap. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum menyadap tanaman karet, sebagaimana manusia yang akan melakukan donor darahpun ada syarat minimal yang harus dipenuhi, misalnya berat badan lebih dari 45 kg, berumur di atas 17 tahun, nilai Hb 12,5 (untuk pria), cukup tidur, tidak sedang mengkonsumsi obat, dan seterusnya.
Tanaman karet yang akan disadap sekurang-kurangnya berumur 5 tahun dan memiliki lingkar batang 45 cm diukur 100 cm dari permukaan tanah. Untuk menghasilkan sayatan yang banyak mengeluarkan getah yaitu arah sayatan adalah dari kiri atas ke kanan bawah dan membentuk sudut 45 derajat, agak ribet juga ya teorinya. Agar tanaman karet tetap tumbuh sehat maka penyadapan tidak boleh dilakukan setiap hari karena dapat membahayakan kesehatan tanaman itu sendiri, paling cepat interval penyadapan adalah 2 hari sekali, lebih boleh. Pemupukan atau pemberian nutrisi pada tanaman karet perlu dilakukan secara rutin agar tanaman karet dapat terus menghasilkan getah yang berkualitas. Umumnya petani tradisional menyadap tanaman karetnya setiap hari dan tidak memberikan pupuk yang cukup untuk tanaman karetnya, wal hasil getah yang dihasilkan sedikit dan tanaman karet tidak berumur panjang alias cepat mati.
Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan khususnya tentang donor darahpun semakin berkembang, kalau dulu boleh mendonorkan darah kembali sekurang-kurangnya 3 bulan setelah donor terakhir, lalu berkembang lagi menjadi 75 hari setelah donor terakhir, dan saat ini bisa lebih cepat lagi yaitu sekurang-kurangnya 62 hari setelah donor terakhir. Artinya kalau dulu maksimal dalam setahun kita bisa mendonorkan darah sebanyak 4 kali, kini bisa 5-6 kali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H