Dengan adanya ketentuan-ketentuan dalam dasar ajaran Agama Islam, tentang hubungan antara makhluq hidup sebagai sesama ciptaan Tuhan yang sewaktu-waktu akan kembali lagi kepada penciptanya, maka selayaknya sesama makhluq hidup saling mempererat hubungannya entah dengan penciptanya maupun sesama ciptaannya. Agar kehidupan yang dijalan saat ini berjalan dengan sejahtera dengan sesama makhluq, dan tetap dekat, patuh dan taqwa pada Tuhannya.
Dalam kehidupan ini ada yang namanya Ibadah Vertikal dan Ibadah Horizontal. Maksud ibadah horizontal ini adalah hubungan atau beribadah pada sesama manusia, bahwa kita sebagai manusia selayaknya menjalin berhubungan dengan baik. Sebagaimana telah di jelaskan dalam penggalan ayat Al-Qur'an Surah Al-Hujarat Ayat 11 yang berbunyi " Wahai orang orang yang beriman. Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena bisa jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan(mengolok-olok perempuan lain karena bisa jadi perempuan (yang diolok-olok)lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok)".
Dengan kata lain ayat tersebut menyuruh kita, sebagai manausia saling rukun dan saling menghargai dalam kehidupan yang sesaat ini, Agar bisa hidup dengan sejahtera. Kemudian janganlah sesama makhluq menghina makhluq lain, entah mengina secara individu maupun berkelompok. Karena kitapun tidak tahu siapa yang lebih baik sifat dan perilakunya antara mereka yang mengolok-olok atau mereka yang diolok-olok.
Selanjutnya adalah Ibadah Vertikal, hal ini adalah hubungan vertical antara manusia sebagai makhluq dan tuhan sebagai khaliq. Artinya kita sebagai manusia juga harus medekatkan diri kepada tuhan.
Adalah kewajiban kita sebagai ciptaannya untuk selalu meminta perlindungan dan pertolongan darinya, sekaligus Sebagai tanda atau simbol terima kasih kepadanya karena telah mengaruniahi kita dengan kesehatan yang tidak bisa digantikan dengan benda benda dunia.
Dengan tuhan kita tahu, bahwa tidak ada yang mustahil tercapai selagi kita percaya pada kekuasaannya. Namun mempererat hubungan vertical tidak sera merta dilakukan seenaknya saja. Ada tata caranya tersendiri, bagaiman kita menyimbolkan atau menyampaikan rasa syukur terhadap tuhan. Salah satu cara yang sempurna adalah dengan shalat dan berdo'a, agar apa yang kita dapatkan dan apa yang kita miliki dijauhkan dari keburukan.
Di samping itu semua ada beberapa kasus dimana seseoraag hanya melaksanankan ibadah vertical saja tidak dengan Ibadah Horizontal, begitupun sebaliknya. Akibatnya ada sebuah kesalah fahaman diantara kedua hal tersebut. Adalah sebuah sudut pandang yang salah, yang ditimbulkan oleh kesalah fahaman itu.
Akibatnya ada pendapat masyarakat yang menyatakan percuma terus beribadah kepada tuhan jika pada ciptaanya saja bersifat buruk, dan pendapat tersebut sepenuhnya salah. Karena barang siapa tatkala sudah benar benar beribadah kepada tuhannya, maka orang tersebut akan dekat dan baik pula hubungannya dengan ciptaannya.
Intinya adalah sesama manusia harus hidup dengan rukun, tidaksaling menjatuhkan. Disamping itu kita juga harus mempererat hubungan kita kepada tuhan, selaku pencipta manusia dan seisi alam semesta. Namun tetap diutamakan mendekatkan diri terlebih dahulu pada sang penciptanya.
Karena jika hanya melakukan Ibadah Horizontal saja itu tidak sempurna. Beda lagi jika hanya melakukan ibadah vertical. Jika ibadah ini benar dan sempurna dilakukan, maka niscaya Ibadah Horizontalny akan lancer juga. Namun, jika ada orang yang hanya melakukan ibadah vertical namun ibadah horizontyalnya tidak berjalan sepurna, maka ibadaa vertikalnya pasti adal yang salah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H