Lihat ke Halaman Asli

Mengajar Butuh Kesabaran

Diperbarui: 13 September 2023   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto pribadi

Pengalaman saya selama mengajar yang paling berkesan ialah ketika saya mencoba menenangkan santri dengan cara sedikit keras. Hasilnya memang ampuh, santri menjadi tenang dan duduk di bangku masing-masing.

Namun, ternyata terdapat sebuah kenyataan berbeda dari apa yang saya bayangkan. Santri yang tenang di kelas bukan berarti memerhatikan penjelasan saya. Mereka justru asyik dengan kegiatan masing-masing. Ini terbukti saat saya memberi penguatan materi berupa tugas, para santri sama sekali tidak dapat mengerjakannya. Saya pun mencoba memotivasi ulang mereka dan melakukan bimbingan personal.

Pengalaman tersebut membuat saya berintrospeksi. Saya pun memutar otak untuk mencari cara agar santri dapat belajar dengan maksimal dan bermakna. Karena pembelajaran yang bermakna bukan tercermin dari kelas yang tenang, melainkan dari adanya komunikasi dua arah oleh santri dan guru.

Pembelajaran yang bermakna dapat dilaksanakan dengan berbagai cara agar santri mampu fokus terhadap materi yang diajarkan. Pembelajaran yang bermakna bisa tetap dilakukan meski kadang kelas sedikit ramai. Ini artinya, guru harus memiliki kemampuan penguasaan kelas, yaitu mampu mengkondisikan kelas jadi efektif untuk belajar. Dengan begitu, siswa dapat memperoleh pembelajaran secara efektif, efisien, dan bermakna.

Setelah kejadian itu, saya lalu memvariasikan cara menenangkan santri tanpa menggunakan nada marah. Saya mengganti pendekatan dengan berusaha memberikan pengertian kepada siswa-siswa di  kelas. Saya berujar "Hayo anak-anak pilih saya  marah-marah apa bersabar?". Tentu mereka memilih saya bersabar.

Saya lalu mencoba membuat mereka mengerti tentang tugas yang harus mereka kerjakan secara bertahap dan berulang-ulang. Dengan cara ini, siswa tidak merasa tertekan, namun benar-benar memahami apa yang harus mereka kerjakan. Pendekatan saya ini mungkin cocok diterapkan di kelas yang saya ajar, yaitu kelas 1 SMP, tetapi belum tentu cocok untuk kelas lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline