Lihat ke Halaman Asli

Ubai74 Dillah

Mahasiswa Pertanian Universitas Jember

Mahasiswa Fakultas Pertanian Unej Berhasil Membuat Inovasi Pupuk Organik dari Limbah Tulang dan Cangkang Telur

Diperbarui: 8 September 2022   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Lima mahasiswa dari Tim PKM Kewirahusahaan Fakultas Pertanian, Universitas Jember Anarofida, Meihilda dona, risky bangkit, sapna dwi dan ubaidillah yang dibimbing oleh dosen pembimbing Ratih Apri Utami, S.P., M.Si. berhasil menciptakan pupuk organik padat dari limbah tulang dan cangkang telur yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan sebagai upaya mendukung pertanian berkelanjutan.

Produk dari Tim PKM ini diberi nama pupuk tulang cangkang organik (PTC Organik) dengan bahan limbah tulang ayam, tulang sapi dan cangkang  telur dengan komposisi  1:2:2. Pemanfaatan limbah tulang ini merupakan bentuk kritis dari tim PKM ini akan keberadaan limbah tulang dan cangkang telur yang melimpah namun tidak termanfaatkan.

Pupuk organik dari limbah tulang ayam, sapi dan cangkang telur dapat menjadi alternatif permasalahan lingkungan. tulang ayam dan sapi sulit diuraikan namun mengandung banyak unsur penting yang dapat dimanfaatkan kembali. Komposisi organik dalam tepung tulang terdiri dari kadar air 45%, lemak 10%, protein 20% dan abu 25. Kandungan P dan kalsium yang tinggi pada tulang ternak dapat meningkatkan kualitas dan kandungan nutrisi pada kompos. Kalsium (Ca) bagi tanaman digunakan untuk mempercepat pertumbuhan daun dan batang tanaman, meningkatkan klorofil, meningkatkan hasil produksi tanaman, daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta kualitas hasil panen. Cangkang telur terkandung unsur mineral (95,1%) dan protein (3,3%). Perlakuan serbuk cangkang telur ayam dapat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi Kamboja Jepang (Adenium obesum), Oleh karenanya limbah cangkang telur dapat dimanfaatkan sebagai pupuk guna mendapatkan unsur kalsium dan menetralkan kadar kemasaman tanah.

Berdasarkan Uji laboratorium yang dilakukan didapati bahwa pupuk ini mengandung N: 4,47 % P2O5:0,53 % K2O: 0,061 % dan Ca: 0,063% dari uji lab tersebut tentu produk inovasi PTC Organik ini memilki kandungan hara yang cukup tinggi dan dapat langsung diserap oleh tanaman, tak hanya itu karena ini merupakan pupuk organik pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.

Inovasi pupuk PTC organik diharapkan dapat menjadi alternatif pupuk tanaman mengingat kelangkaan pupuk, sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman di Indonesia serta dapat menunjang pertanian berkelanjutan.

dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline