Disaat para wanita dunia disesaki feminisme, dan didikte standar hidup glamour dari barat yang mengumbar aurat, memantik syahwat dan menjual kehormatan mereka. Disaat para lelaki shalih rindu keteduhan sang wanita, keanggunan, dan kelembutan akhlaq mereka. Hingga saatnya bidadari pun cemburu, karena nun jauh di bumi masih ada muslimah yang setia dengan tuntunan agamanya, taat dan khusyuk atas ajaran Allah dan Rasul-Nya, santun perangainya, lembut tutur katanya, semangat menjalani hidupnya tanpa mendebat fitrah mereka yang mulia, halus, penyayang, pendidik peradaban, dan pendamping suami-suami yang berjuang.
Buku setebal 254 halaman ini Allah hadirkan lewat pena Salim A. Fillah, Penulis romantis yang pandai memadukan cerita, dalil-dalil nash dan pesan penuh makna. Kata yang ditulis mengalir tanpa menggurui, ringan dicerna, pantas untuk diingat. Gagasan yang ia tawarkan menjadi solusi ditengah kerancuan logika perusak tatanan status wanita, dan meluruskan opini liberal kaum westernisasi. Alih- alih hanya membeberkan hukum fiqh sebagai konten utama, buku terbitan Pro-U Media tahun 2004 ini justru memadukannya dengan kisah inspiratif wanita shalihah dizaman rasulullah. Sungguh Islam hadir dengan menjunjung tinggi value seorang wanita, dan bahkan sampai mengarahkan soal bagaimana personal brandingnya. Allah mengabadikan istilah perempuan "An-Nisa" sebagai salah satu nama surah Al-Qur'an. Wahai wanita, Sungguh Mulia dirimu. Tak heran apabila para lelakipun berusaha memantaskan diri mereka didepan wanita dengan memperlakukan dengan halus tak melukai, tulus membimbing tanpa menghardik.
Seorang pujangga dalam sebuah syairnya, tepatlah jika Seorang Wanita Shalihah bukan dari tulang ubun yang di cipta, sebab berbahaya jika membiarkannya dalam sanjungan dan puja, tak juga dari tulang kaki, karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudak. Tetapi dari rusuk kiri, dekat ke hati untuk dicintai, dekat ke tangan untuk di lindungi.
Sebuah Hadits Rasullullah yang artinya :
"Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita Shalehah." (H.R Muslim). Masya Allah, Wahai wanita, dimanakah posisimu dibanding hadis yang memujimu itu ? Jika memang dirimu sebaik-baik perhiasan karena keshalihanmu, pantas saja bidadari syurga pun iri dan cemburu melihatmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H