Lihat ke Halaman Asli

Papandayan, Jalan Setapak yang Berharga

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

tepat kamis (5/4) pagi di kampus tercinta di Jatinangor, hari dimana udara masih dingin dinginnya, aku terbangun. merencanakan akhir pekan yang katanya "TIDAK ADA IJIN BERMALAM" yah ... akhir pekan yang sangat membosankan ini akan aku isi dengan melepas lelah dan penat setelah pulang magang selama sebulan. namun pada kenyataannya, setelah melaksanakan kuliah selama satu hari full, aku dan teman temanku dikagetkan dengan keputusan yang berubah, ternyata ada IJIN BERMALAM (IB). sebagian orang ada yang senang karena telah mempunyai rencana untuk berwisata dan bertamasya namun ada juga yang bingung. yah.. bingung seperti aku. rumah di Cianjur, baru kemarin satu minggu melaksanakan magang di cianjur, masa sudah harus pulang lagi kerumah... waaaaahhhhhh BINGUNG.CO.ID lah. *** akhirnya aku yang tengah bingung diajak muncak oleh teman,. kami akhirnya melakukan Rakor atau rapat koordinasi di salah satu rumah ibu asuh yang di tempati oleh temanku. kami berdiskusi "mau Naik Kemana Neeh??" kami putuskan "ayo kita muncak ke Papandayan aja!" yap.. akhirnya ekspedisi papandayan yang sangat mendebarkan pun kami mulai. *** hari jumat (6/4)  kami mulai mempersiapkan barang barang bawaan. pemberangkatan terpaksa molor dari rencana, awalnya kami akan berangkat jam 9 pagi, namun karena masih kurangnya barang barang perlengkapan, terpaksalah pemberangkatan harus ditunda sampai jam 10.30. dari cileunyi kami naik bis ac sampai terminal guntur (RP.12.000), untuk waktu nnormal cileunyi -guntur dapat ditempuh selama 1 jam namun dikarenakan ada kemacetan, terpaksa kami harus bersabar didalam bis selama 1,5 jam, setelah sampai di terminal guntur lalu kami melaksanakan shalat jum'at. yup.. jangan lupa shalat bro!! manusia yang beriman takkan lupa pada kewajiban dan kebutuhannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. selepas shalat, kami naik angkot omprengan dengan harga perorang Rp. 7000 sampai ke daerah cisurupan. turun dari angkot kemudian kami melaksanakan shalat ashar, lalu perjalanan dilanjutkan dengan naik pick up, seharga Rp 10.000/orang.  dijalan kami berkenalan dengan abang abang dari bekasi yang dengan senang hati memberikan kami masker untuk menutupi wajah. karena diatas nanti sengatan bau belerang sangat pekat sekali katanya. yah.. pendakian akhirnya dimulai. kami tiba di shelter paling bawah untuk mendaftarkan kelompok kami. tepat jam 16.30 WIB kami berangkat menuju pondok saladah. perjalanan yang cukup membuat hati terenyuh ini kami lakukan selama 1,5 jam, dari shelter sampai ke pondok saladah.. baru ku sadari ternyata ada tempat seperti ini di pulau jawa.. luar biasa sekali.. yah... inilah kawah papandayan yang beberapa waktu lalu statusnya pernah sampai siaga. indah sekali pemandangannya.. subhanallah..mantap gan.. akhirnya kami memutuskan untuk berfoto ria dengan latar belakang asap yang keluar dari kawah papandayan... *** tak terasa akhirnya kami sampai di pondok saladah tepat jam 18.00 WIB. disinilah kami mendirikan tenda, sejenak untuk beristirahat dimalam hari, mempersiapkan tenaga untuk esok hari berangkat menuju puncak papandayan yang sangat kami nantikan.. *** setelah sarapan, kami mulai perjalanan ke puncak papandayan. tak terasa jalan begitu panjang begitu curam berhasil kami lalui, berhasil kami taklukan. setelah beberapa lama perjalanan kami akhirnya sampai pada salah satu puncak papandayan. mantap ghan!!!! namun kami tak percaya ini adalah puncakk tertinggi, ternyata memang bukan yang tertinggi. akhirnya kami pun mencarai jalan yang lain. sampai akhirnya TERSESAT.!! luar biasa! tersesat di puncak papandayan. namun karena tekad yang kuat dan semangat yang tiada henti, akhirnya secara tak sengaja kami menemukan rute lain. rute yang mengantarkan kami kepada sebuah padang nan lapang, padang yang dipenuhi oleh keindahan dari setangkai bunga abadi, bunga edelwais, kami akhirnya sampai di tegal alun-alun puncak papandayan. disinilah kami mengakhiri perjalanan kemudian pulang ketempat kemah awal. *** tak terasa malam pun menjelang lelah berselimut bahagia karena telah berhasil menaklukanpapandayan tumpah ruah dalam hati. indahnya, besarnya, dan menakjubkannya gunung ini memang pantas untuk dijadikan objek wisata bagi semua anak anak gunung. bahkan bagi keluarga pun gunung ini sangat cocok dijadikan alternatif wisata. selain keindahan yang sangat eksotik, kita bisa mengambil banyak hikmah dari perjalanan setapak yang berharga dari gunung papandaya.. subhanallah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline