Lihat ke Halaman Asli

Tergoda Untuk Kembali Menulis...

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Memulai sesuatu yang sudah lama terhenti itu sulit. Bahkan untuk memulai sebuah kata untuk memulai sesuatu artikel susahnya luar biasa. Kadang godaan untuk berhenti, takut bacaaan tidak di lihat oleh orang banyak dan bahkan tidak bisa menulis seperti yang dulu membuat niat saya untuk menulis kembali berhenti ketika bahkan ketika menulis www.blogger.com...

     Kembali menulis, kembali untuk menemukan tujuan awal, kembali untuk merasa anak baru yang memulai menulis bahkan ketika tidak ada yang mau membaca tulisan itu sulit, bahkan ketika ditanya apakah tujuan anda menulis di dalam blog ini, ketika saya menuliskan tulisan ini pun tidak bisa menjawabnya. 

     Ada idealis dimana tulisan ini akan dilihat oleh anak saya, atau tulisan ini dibuat sebagai sebuah diary, atau bahkan menulis agar mendapatkan uang, tidak membuat saya bergairah untuk kembali untuk menulis. 

     Godaan terbesar adalah menjadi seorang pengkritik dari sebuah perjalanan sebuah produk misalnya ngomongin soal produk smartphone atau produk motor atau bahkan produk jasa perbankan atau asuransi. itupun sulit untuk dilakukan secara konstan atau berkelanjutan.

     Sebenarnya yang membuat saya kembali untuk kembali menulis adalah karena teman -  teman saya menulis di blog masing - masing dan ini membuat saya merasa harus kembali menulis agar sama kedudukannya dengan mereka. Tidak merasa lebih rendah atau lebih tidak berpendidikan atau malah agar saya mempunyai status yang sama dengan mereka.

     intinya saya kembali menulis adalah karena saya tidak mau kalah dengan teman - teman saya tersebut.

      Namun sayangnya sebenarnya dan sebetulnya alasan tersebut tidaklah kuat, bahkan terkadang tidak membuat saya lama untuk dapat terus menulis. Kenyataannya saya malu untuk kembali membaca apa saja yang sudah saya pernah tulis, baik di blog ini maupun di blog lainnya. Seharusnya saya dapat saja mengumpulkan semua tulisan saya untuk dapat dikumpulkan dalam satu blog sehingga mudah apabila nanti ada produser atau editor yang suka dengan tulisan saya dan akhirnya mau membantu saya untuk mempublish tulisan ini.

     Saya malu untuk kembali membaca tulisan saya yang dulu - dulu karena saya tahu apa yang saya tulis ketika muda sangat naif dan tidak melihat seperti apa saya yang sekarang.Kadang kita hanya bisa melihat sesuatu dari sudut pandang sekarang, tidak tahu apa yang terjadi setelahnya, ada kemungkinan apa yang kita lihat sekarang sangat naif dan berkebalikan dengan apa yang terjadi dan pencerahan yang saya rasakan sekarang.

     Seorang teman pernah berkata kepada saya, menulisLah seperti orang tidak membaca tulisan anda, sehingga itu merupakan tulisan paling jujur yang pernah anda buat. Terus terang itu sungguh sulit untuk saya, apalagi saya sekarang dimasa mencari pengakuat terhadap prestasi yang sudah saya pernah lakukan.

     Menulis tanpa ada yang melihat atau membaca sangat bertolak belakang dengan motivasi saya sebelumnya, dimana saya menginginkan untuk menulis agar terkenal, dan akhirnya diundang untuk dapat reward materi dari undangan tersebut.

     Menulis tanpa berharap ada yang membaca juga bukan merupakan niat yang baik, karena seharusnya menulis itu mempunyai tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang lain, ketika menulis itu hanya menjadi sebuah curahan hati, maka seharusnya orang tersebut tidak perlu menulis di blog, cukup di notes saja atau bahkan di buku diary.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline