Apakah anda termasuk penggemar olahraga "berkelahi"? Jika anda termasuk penggemar genre olahraga ini, maka tentu tidak asing atau bahkan termasuk fans ajang Mixed Martial Art (MMA) asal Amerika Serikat yaitu Ultimate Fighting Championship (UFC).
Ajang UFC saat ini identik dengan Conor Mc Gregor, Khabib Nurmagomedov, Israel Adesenya, Stipe Miocic, dan masih banyak yang lainnya, termasuk di sektor petarung wanita ada Amanda Nunes, Zhang Weili, Meisha Tate, dan lain-lain.
Di Indonesia sendiri sebelum ada One Pride MMA, sudah ada ajang serupa bernama TPI Fighting Championship (TFC) yang ditayangkan oleh TPI (sekarang MNC TV), yang berisikan petarung-petarung handal, ada yang sekarang menjadi juri di One Pride MMA, yaitu Linson Simanjuntak, dan ada juga yang menjadi komentator, yaitu Aji Susilo.
Baik, kita kembali lagi kebahasan awal. UFC pertama kali digelar pada tanggal 12 Nopember 1993 di Denver, Colorado, Amerika Serikat, yang akhirnya dimenangkan oleh seniman Brazilian Jiu-Jitsu, yaitu Royce Gracie.
Namun ketika awal UFC digelar sangat berbeda dengan UFC sekarang ini, UFC pada awal pelaksanaan peserta diperbolehkan memakai seragam sesuai dengan disiplin bela diri masing-masing, bahkan Royce Gracie memakai seragam Brazilian Jiu-Jitsu lengkap dengan sabuknya.
Peraturan perterungan juga lebih brutal (namun tidak boleh mencolok mata, memukul/ menendang kemaluan, dan lain-lain), dalam peraturannya boleh menjambak rambut, menggunakan seragam beladiri dalam bertarung, dan juga memakai peralatan dalam disiplin beladirinya.
sebagai contoh Arthur "Art" Jimmerson memakai sarung tinju di tangan kirinya, dan tangan kanannya tidak mengenakan sarung tinju, dikarenakan Jimmerson adalah petinju dengan stance-nya adalah southpaw, dan hasilnya Gracie mengalahkan Jimmerson hanya dalam tempo 2 menit 18 detik melalui kuncian.
Begitu juga ketika menghadapi Kimo Leopoldo, seorang Gracie "sempat" menjambak rambut bagian belakang Kimo (yang memang agak panjang) hingga berdarah, setidaknya itulah yang saya lihat di televisi pada saat itu, ketika itu saya masih SMP, dan saya hanya melihat siaran ulangnya saja di salah satu stasiun televisi swasta.
Dan peraturan UFC lama tidak ada kelas, jadi misalkan seseorang dengan bobot 70 kilogram boleh bertanding dengan petarung dengan bobot 120 kilogram, dan tidak ada ronde dalam pertarungan, alias fight till end (benar-benar brutal ya, hehehe).
Kemudian sejak tahun 2001 UFC berubah pemilik dari sebelumnya dari Semaphore Entertainment Group (SEG) yang digawangi oleh Robert "Bob" Meyrowitz kepada Zuffa, LLC yang diprakarsai oleh Dana White (Bos UFC hingga sekarang). Setelah beralih kepemilikan peraturan-peraturan baru mulai dibuat, dan peraturan tersebut yang dipakai hingga sekarang.
Wasit sekarang lebih cepat tanggap, daripada sebelum diambil alih oleh Zuffa, karena wasit pada saat itu hanya bertugas memisahkan ketika salah satu petarung sudah "tap out" atau sudah keburu "penyok", seperti ketika pertemuan kedua antara Royce Gracie melawan Ken Shamrock pada tahun 1995, meskipun berakhir imbang setelah bertarung 36 menit, namun Ken Shamrock mendominasi, dengan pertarungan yang membosankan, setelah kurang lebih seperempat jam pertarungan dalam Mount Position dengan Ken Shamrock berada di atas.