Mengasuh atau mendidik buah hati adalah waktu yang sangat penting bagi setiap orang tua. Hal ini tentunya sangat tidak mudah, apalagi bagi orang tua yang baru saja memiliki buah hati. Untuk hal mengasuh dan mendidik anak, Ibu dan Ayah harus kompak dan bekerja sama untuk membangun karakter yang baik.
Setiap anak terlahir memiliki kecerdasan dan kemampuan yang berbeda. Mengasuh anak harus dengan sepenuh hati. Hal ini tidak hanya berlaku untuk orang tua biologis sang anak. Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, semisal ada orang tua yang bercerai, maka mental anak-anak sangat berpengaruh. Kita bisa mengganti figur ayah dari hubungan keluarga, misal paman dari sang anak atau Kakek dari sang anak. Meraka bisa menjadi peran pengganti sang Ayah. Ini bertujuan agar tumbuh kembang anak lebih baik.
Kerap kali kita sebagai orangtua merasa sangat benar dan suka mendikte anak. Dimana sering terjadi pelampiasan emosional jatuh pada buah hati kita yang sama sekali belum memahami probelematik yang sedang dialami orangtuanya.
Sebelum membahas lebih jauh ciri-ciri orangtua yang salah mendidik anak, saya berpendapat bahwa, "Ibu wajib bahagia dan memantaskan diri untuk mengasihi dan mengasuh anak."
Mengapa saya mengatakan demikian? Sebab Ibu yang bahagia sangat berpengaruh dalam peran mengasuh dan mendidik anak.
Menjadi Ibu rumah tangga itu terlalu rumit bagi yang tinggal di lingkungan kurangnya edukasi dan empaty. Ibu tidak boleh terlalu lelah. Tidak sedikit kita ketahui bahwa ada sebagian Ibu yang sampai stres untuk mendidik anaknya, dikarenakan terlalu lelah dalam aktivitas keseharian, sehingga menjadikan anak sebagai sasaran amarah.
Untuk mengasuh atau mendidik anak mungkin setiap Ayah dan Ibu memiliki gaya asuh yang berbeda. Ada beberapa tipe pola asuh yang cendrung bisa membuat anak tumbuh menjadi anak yang bahagia dan ada pula sebaliknya, membuat anak tidak bahagia, bahkan stress dan menjadi tempramen. Berikut sekilas tentang tipe pola asuh.
-Pola asuh permisif, biasanya orangtua yang permisif cendrung membiarkan anaknya melakukan apapun. Karna orangtua tipe ini lebih mementingkan kesibukan hal lain atau orang tua yang sangat sibuk dengan pekerjaan.
-Pola asuh otoriter, dalam tipe ini orang tua biasanya memaksa kehendaknya dan tidak mau tau tentang perasaan anak. Misal anda mengharuskan anak mengikuti les piano sementara anak memiliki cita-cita yang lain.
-Pola asuh otoritatif, ini tipe orang tua yang memberi kebebasan anak sesuai kemampuan anak. Namun tetap dalam pengawasan yang baik. Sehingga anak dalam pengasuhan ini tumbuh menjadi anak yang bahagia.
Dari tipe pola asuh tersebut kita sebagai orang tua masih bisa belajar dan merubah cara mendidik anak dengan hal yang benar.
Sebagai orang tua sepatutnya kita memiliki hubungan yang baik kepada buah hati. Meskipun ada sebagian orang yang mengatakan, "Tidak boleh memanjakan anak sebab akan menjadi anak yang nakal dan pembangkang."