Lihat ke Halaman Asli

Mustyana Tya

Penulis, jurnalis dan linguis

Berenang bareng Ubur-Ubur Tak Menyengat di Kakaban

Diperbarui: 24 Juli 2022   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Pagi-pagi kami bersiap menuju Kakaban yang terkenal dengan ubur-ubur tanpa racun. Tapi pagi itu juga gerimis dan mendung menggelayut sehingga kami cukup pikir-pikir menuju ke sana.

 Akhirnya kami putuskan menunggu sebentar sampai cuaca bersahabat dengan kami. Sinar matahari pun semakin dan langsung saja kami memutuskan langsung bergerak ke Kakaban.

Tak sampai setengah jam dari penginapan kami di Maratua, kami sudah berada di pulau yang begitu rindang pohonnya. Ternyata ini adalah pulau Kakaban. Tapi tunggu di mana ubur-uburnya? oh kita harus masuk dulu ke pulau ini sekitar 500 meter. 

Nah dari dermaga yang kecil ini kita harus menyusuri tangga yang sudah compang camping tidak terawat. Kayu-kayunya keropos sampai banyak paku dan lubang di mana-mana. Jadi bener-bener hati-hati banget apalagi kalau kamu nyeker.

Kanan kirinya pun masih perawan jadi lumayan gelap dengan rindangnya pepohonan. Walau cuma 500 m tapi tetep aja bikin capek karena konturnya itu naik turun. Hingga akhirnya kita sampai juga di bibir laut yang mirip kayak danau karena laut ini warnanya pekat tidak seperti air laut, tempat kami menyandarkan perahu. 

Walau sempet bingung, beberapa orang langsung excited untuk nyebur. Saya yang baru lulus dari kelas renang dan baru bisa gaya meluncur dan setengah katak juga penasaran sekaligus takut juga hahaha....

Tapi adanya pelampung dan banyaknya orang yang nyemplung membuat saya memberanikan diri. Sembari membaca doa dan nitip pesan ke yang jago renang untuk pegangin saya kalau kenapa-kenapa. 

Alhasil saya nyemplung dan jlep! aduh mak dalem amet nih, saya masukan kepala saya, keruh. Saya coba tenang dan kaki saya seolah menggapai-gapai dasar laut tapi gak ketemu-ketemu. 

Akhirnya saya mencoba tenang, tenang, tenang, tya dan coba berenang. Syut!  waduh kenapa kerasa berat ya saya menggerakkan badan saya. Seperti air yang penuh dengan ubur-ubur ini begitu berat untuk tubuh mungil saya.

Dok Pribadi

Plus temen saya ninggalin saya , emang parah banget sih. Sementara yang lainnya ketawa2 pegang-pegang ubur-ubur. Saya saja sulit dan sibuk melawan ketakutan saya sendiri. Kalau gini gimana saya mau nikmatin, pikir saya. 

Makanya, saya coba berenang lagi dan membiasakan diri dengan air yang seolah menggelayuti badan saya. Saya berenang ke sana sini dan gak berani jauh, setelah mulai terbiasa, saya bisa melihat sosok ubur-ubur oren nan gemas berenang di depan saya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline