Selepas aktivitas berperahu sampai sore waktunya balik kandang ke Lemon Cruise. Sebagai informasi, untuk ke tempat-tempat wisatanya kita pakai perahu kayu yang muat sekitar 10 orang. perahu itu yang akan bersandar ke pantai dan perahu jenis ini juga yang berkeliling mengantarkan bahan makanan dan bahan bakar. Jadi semua aktivitas dilakukan di atas laut ini.
Makan di atas kapal Lemon Cruise emang enak banget selain kita dipisahin dari orang-orang yang memakan babi, makanan di Lemon Cruise juga enak. Mereka kasih kita yang penting itu nasi wkwkkw... trus seafood, gorengan, ayam, macem-macem yang sesuai banget dengan sama selera Asia. Bahkan sesampainya di Jakarta, nyokap pengen banget niru masakan mereka. Asal tau aja, nyokap gue yang termasuk milih2 makanan ini makan di kapal sampai dua piring bahkan pengen dia bungkus segala. Alamak!
Selepas makan malam, waktunya ngbrol ngalor ngidul dan menjalin persahabatan dengan berbagai macam warga negara. Kali ini gw sama temen semeja sama orang Filipina dan Pakistan yang bekerja di Dubai. Dalam bayangan gw pasutri ini adalah orkay alias orang kaya yang bergelimang kemewahan di Dubai. Tapi setelah dengar cerita mereka ga melulu tetang harta.
Ada diskriminasi di sana yang membuat pekerja asing utamanya yg kasar dapat gaji lebih kecil dibandingkan dengan orang lokal yang pengangguran! ya pengangguran di sana dapat gaji loh. Biaya hidup dan sewa apartemen di sana membuat pasangan ini megap-megap hidupnya. Tapi kok bisa jalan2? Nah, itu karena mereka rajin juga cari hotel dan penerbangan murah hehehehe....
Yang mirisnya lagi, si perempuan ternyata abis dikuret dan kehilangan bayinya, kasian jadi klo dia manjat-manjat tebing perutnya suka sakit. Gw tahu dia juga dalam proses mental healing akibat keguguran. Tapi seneng banget pas ngeliat mereka bahagia gara-gara ngetawain bule-bule ga bisa maen voli sama kek gue hahahaha...
Dari ngobrol-ngobrol panjang itu, ada orang Italia dan India yang mau coba mancing cumi-cumi di malem yang dingin Semriwing ini. Gw coba mau lihat juga kek gimana tuh mancing cumi-cumi namun berhubung ini badan gue tipis banget dan bisa tepar gara-gara masup angin. Mending masuk kamar tidur selimutan hahaha....
Besok kita udah siap-siap untuk eksplorasi perut tebing karst, menurut cerita dulu tebing ini tempat istirahat para nelayan dan tempat mereka berlindung dari badai yang datang. Kita pun merapat ke bibir pantai dan mulai menaiki anak tangga yang lumayan tinggi. Hal ini diperparah dengan banyaknya turis berdesakan. Duh mak! Nyokap yang udah renta pun gw semangatin biar bisa sampai atas.
Setelah berhasil gw hampir ga bisa menikmati segala penjelasan dari tour guide gara-gara jalan merapat dengan berbagai rombongan turis lainnya. Gua yang udah pake lampu warna -warni ini emang udah gak terkesan alami, beda sama gua-gua kita yang susah banget dipakaiin lampu dan mesti masuk bawa senter.
Sampai di ujung gua terdapat pemandangan yang cantik, dan kita harus balik lagi untuk menuju pantainya. Aneh, gw merasa gua ini gak kayak yang gw lihat di tv tempo lalu. Terasa pendek dan tidak semegah kelihatannya. Kita pun turun menuju pantai untuk sekejap menikmatinya juga berfoto bersama. Tidak ada yang istimewa.
Pulang dari gua kita siap-siap kembali ke Hanoi dengan cuaca masih 10 derajat dan embusan angin yang aduhai kenceng banget! Gw minta sama tour leader untuk menurunkan gue ke gereja st Joseph. Bangunannya tua dan megah. Kita pun menghabiskan malam sambil menunggu waktu kembali ke Jakarta dengan menginap terlebih dahulu di bandara Vietnam yang sepi kalau tengah malem. Hiiiiii....
Ini adalah kesempatan terakhir menghabiskan uang dong dan dollar lu. Gw emang termasuk orang yang ga suka ada uang asing trsisa di dompet pas pulang, jadilah beli macem2 mulai dari tas, teh, kopi, sampai barang-barang ga penting lainnya hahaha... karena mata uang di sini murah, lu juga bisa hura-hura makan dan beli apa aja.