Lihat ke Halaman Asli

Meninggal di Gunung Karena Disesatkan Hantu, Apakah Mendaki Gunung Itu Berbahaya?

Diperbarui: 8 Desember 2023   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan Layar

Beberapa waktu ke belakang, kerap kali kita mendapatkan berita mengenai kasus kecelakaan pada saat mendaki gunung hingga menyebabkan korban jiwa serta maraknya cerita konten horor di sebuah gunung. Hal tersebut menjadi momok menakutkan bagi masyarakat awam yang beranggapan bahwa mendaki gunung itu berbahaya. 

Sebagai seorang pengiat alam dan telah beberapa kali melakukan pendakian gunung, saya mendapat banyak lontaran pertanyaan dan kiriman konten mistis pada saat mendaki gunung.

Dari berita kasus-kasus yang beredar mengenai tewasnya pendaki, tak ada satu pun yang tewas dikarenakan oleh gangguan mistis. Kebanyakan kasus disebabkan oleh kelalaian pendaki itu sendiri, seperti jatuh ke jurang, hipotermia, memaksa naik ketika cuaca buruk, ditinggal teman-temannya dan juga terkena bencana alam.

Tangkapan Layar

Tangkapan Layar

Tangkapan Layar

Berdasarkan pengalaman yang saya alami, belum pernah ada kasus gangguan atau penampakan dari makhluk ghaib tersebut (dalam hal ini hantu). Terlepas dari kepercayaan tentang entitas hantu itu sendiri, ada beberapa bahaya nyata yang harus mendapat perhatian lebih ketika mendaki gunung dibanding dengan bahaya gangguan hantu. Bahaya dalam pendakian gunung terbagi menjadi dua, yaitu bahaya subjektif dan bahaya objektif.


* Bahaya subjektif adalah bahaya yang disebabkan oleh kelalaian dari manusia itu sendiri, seperti pemilihan rute yang salah, peralatan yang dibawa tidak lengkap, kurangnya logistik, kurangnya riset sebelum melakukan pendakian, kondisi fisik tidak siap, tidak memiliki kemampuan navigasi, dan lain-lain. Semakin subjektif suatu bahaya, maka akan semakin mudah diperkirakan terjadinya bahaya sehingga bahaya tersebut dapat dihindari dengan mudah.


* Bahaya objektif adalah bahaya yang ditimbulkan di luar dari kendali manusia atau disebabkan karena kondisi alam, seperti kabut yang menghalangi pandangan, tanah longsor, gunung meletus, binatang buas, cuaca ekstrim, banjir, kiamat, dan lain-lain. Kebalikan dari bahaya subjektif, semakin objektif suatu bahaya maka akan semakin sulit untuk diprediksi dan dihindari.


Menurut hasil analisis saya, kebanyakan para pendaki gunung mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan meninggal dunia disebabkan karena terlalu menyampingkan bahaya-bahaya nyata dan lebih takut terhadap isu-isu mistis yang mereka konsumsi dari konten horor. Layaknya pribahasa "gajah di pelupuk mata tak terlihat, semut di seberang pantai nampak jelas", sehingga menyebabkan kurangnya persiapan seperti peralatan, fisik dan ilmu pengetahuan tentang mengatasi bahaya nyata yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline